Brigjen TNI Supriono juga memberikan gambaran tentang luas area yang terkena karhutla di Jambi.
BACA JUGA:Ke Jambi, Irwasum Polri: Polda Jambi Hebat dalam Berinovasi
BACA JUGA:Pelindo Regional 2 Jambi Lakukan Exercise ISPS Code
Menurutnya, sejak Januari hingga Senin (28/8/2023), luas area yang terdampak karhutla mencapai 324,15 hektar (ha).
Jumlah ini meningkat sekitar 94,61 ha dibandingkan luas area yang terbakar hingga Sabtu (12/8/2023) yang mencapai 229,54 ha.
Meskipun jumlah hotspot menurun, Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi tetap berkomitmen untuk mengintensifkan patroli karhutla.
Patroli dilakukan melalui jalur darat dan udara oleh Tim Terpadu yang melibatkan TNI, Polri, Manggala Agni, Polisi Kehutanan, Perusahaan, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
BACA JUGA:2 Kades Tersandung Kasus Perselingkuhan, Pj Bupati Tebo Aspan akan Kumpulkan Seluruh Kepala Desa
BACA JUGA:Dongkrak Ekspor Komoditas Pertanian, Kementan Gelar Training of Trainers
Patroli jalur darat dilakukan ke delapan desa yang rawan karhutla di enam kabupaten di Jambi, seperti Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muarojambi, Sarolangun, Batang Hari, Tebo, dan Bungo.
Selain itu, patroli jalur udara dengan menggunakan dua helikopter dilakukan di wilayah-wilayah yang berpotensi rawan karhutla.
Termasuk wilayah-wilayah yang termasuk dalam Muarojambi - Batang Hari - Sarolangun - Merangin, serta Tebo - Bungo - Tanjung Jabung Barat - Tanjung Jabung Timur - Muarojambi.
Brigjen TNI Supriono menjelaskan bahwa patroli karhutla akan terus berlanjut hingga bulan September dan Oktober.
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan dengan Sifat 'Pick Me', Butuh Pengakuan dari Orang Lain.
BACA JUGA:Hadapi ANBK, SDN 169 Pandan Makmur Tanjab Timur Kekurangan Sarana
Patroli khusus dilakukan di daerah-daerah yang dianggap rawan, seperti Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Muarojambi.