Setelah data seismik diterima dan direkam, hasilnya merupakan cuplikan data perekaman gelombang yang memberikan gambaran lokasi terbaik untuk menemukan minyak dan gas bumi.
BACA JUGA:Kebakaran di Jambi Timur, 5 Unit Rumah di Kota Jambi terbakar
Proses selanjutnya adalah memproses cuplikan data tersebut menggunakan aplikasi.
“Pelaksanaan survei seismik 3D & 2D ini merupakan Komitmen Kerja Pasti (KKP) PCJL dan merupakan usaha strategis pemerintah guna meningkatkan cadangan Migas Indonesia, khususnya di Wilayah Kerja Jabung,” Niko menegaskan.
Sebagai KKKS yang dipercaya melanjutkan pengelolaan Wilayah Kerja Jabung selama periode 2023 – 2043, PCJL terus menggenjot berbagai program eksplorasi dan pengembangan demi meningkatkan produksi Jabung.
Selain memulai program Survei Seismik 3D & 2D, PCJL merencanakan program eksplorasi lain berupa pemboran 2 sumur eksplorasi, NEB SUN-1 & NEB BASE-3, sebagai bagian dari pemenuhan KKP di Wilayah Kerja Jabung di tahun 2023.
BACA JUGA:Harus Ekstra Hati Hati, Ini 3 Shio Kurang Hoki, Banyak Dapat Cobaan Jelang Akhir Tahun
BACA JUGA:Pj Bupati Muaro Jambi Serahkan Ratusan Sertifikat Hak Atas Tanah Kepada UMKM
PCJL juga mencanangkan 11 program pengeboran di 6 lapangan yang berada di Wilayah Kerja Jabung di tahun ini. Hingga saat ini, enam sumur telah mulai ditajak, yakni WB-D16, NEB-101, SB-D21, NEB-93, Panen-D15 dan NEB-83.
Tajak sumur SB-D21 tanggal 22 Januari 2023 mendapatkan apresiasi dari SKK Migas sebagai tajak sumur tercepat 2023. Secara keseluruhan, program pengeboran tahun ini diharapkan menambah produksi sebesar 1.122,62 BOPD (Barrel Oil Per Day) untuk minyak dan kondensat serta 24,30 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) untuk gas.
Tahun sebelumnya, PCJL sukses mencapai target program pengeboran di 14 sumur minyak dan gas.
Pada akhir 2022, PCJL mencatatkan realisasi lifting harian rata-rata sebesar 15.618 BOPD minyak dan kondensat serta 173 MMSCFD gas.
BACA JUGA:Puluhan Padi Sawah di Desa Jati Belarik Kabupaten Tebo Terancam Gagal Tanam
Di antara KKKS lainnya, PetroChina berada di peringkat ketujuh untuk produksi minyak dan kondensat, serta peringkat kesembilan produksi dan salur gas bumi.