MUARASABAK JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Beberapa wilayah di Kabupaten Tanjab Timur sempat diselimuti kabut asap pada hari Rabu 6 September 2023.
Kabut asap yang tidak terlalu tebal itu bisa terlihat pada pagi hari dan sore hari. Belum bisa dipastikan, apakah kemunculan kabut asap tersebut berasal dari sejumlah kasus Karhutla yang terjadi di Kabupaten Tanjab Timur ini sendiri, atau kiriman dari wilayah tetangga.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Tanjab Timur, Helmi Agustinus, saat diwawancarai mengatakan, memang pada hari beberapa kemari kabut asap sempat terlihat di kabupaten ini.
Akan tetapi dirinya menyebutkan, kabut asap itu kemungkinan besar berasal dari wilayah tetangga, dan bukan berasal dari Kabupaten Tanjab Timur.
BACA JUGA:Gak Sulit, 5 Zodiak Ini Paling Pintar Menagih Hutang, Yang Ditagih Langsung Bayar Deh..
BACA JUGA:Soal Joget Tak Pantas, Wali Kota Jambi: Jika EO Sengaja, Kami Cabut Izinnya!
Dari data per 6 September 2023, ada 16 kasus Karhutla yang terjadi di Kabupaten Tanjab Timur, dengan luasan yang terbakar 19,5 hektar.
Untuk lokasi yang terdapat kasus Karhutla ini berada di Kecamatan Sadu, Nipah Panjang, Mendahara Ulu, Geragai dan Kecamatan Muarasabak Barat
Wilayah dengan jumlah Karhutlanya yang terluas pada periode ini berlokasi di kecamatan Sadu. Dengan luasan lokasi Karhutlanya sebanyak 7 hektar.
Dirinya menjelaskan, dari beberapa kasus Karhutla ini penyebabnya yakni, akibat kondisi cuaca yang begitu panas di Kabupaten Tanjab Timur sejak beberapa pekan belakangan ini.
BACA JUGA:Cek, Ini Syarat dan Cara Mengajukan Pinjaman KUR BRI 2023 Plafon Rp100 Juta
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan yang Paling Mendominasi dalam Hubungan, Kamu Termasuk Gak Nih?
"September 2023 ini diprediksi sebagai puncak kemarau yang akan terjadi di Kabupaten Tanjab Timur," jelasnya.
Kondisi itu membuat sejumlah tanaman atau rerumputan yang ada lahan perkebunan dan lahan kosong menjadi sangat kering, dan mudah terbakar.
"Selain itu juga, akibat ulah manusia. Mungkin ada yang membuang puntung rokok yang masih menyala di rumput kering. Atau ada juga yang lagi bakar rumput sedikit, terus tidak terkontrol, jadi meluas," ungkap Helmi.