Komunitas Tamu Raya Nusantara Bangun Kolaborasi Pelestarian Artefak Budaya

Jumat 27-10-2023,08:01 WIB
Reporter : Jambi-independent.co.id
Editor : Surya Elviza

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Komunitas Pecinta Museum Sejarah dan Budaya (Tamu Raya) Nusantara dikukuhkan di Kota Jambi, Kamis 26 Oktober 2023 

 Komunitas itu diharapkan membangun kolaborasi yang lebih kuat membangun kepedulian pelestarian budaya dan keberadaan museum serta benda bersejarah. 

Ketua Komunitas Tamu Raya Nusantara Rachmadi Anshari, mengatakan ada banyak koleksi peninggalan artefak budaya di Jambi. “Semua ini memerlukan upaya pelestarian, pengelolaan, dan pengarsipan yang baik,” kata Rachmadi, yang juga pengelola Museum Bioskop Tempoa.

Museum Tempoa menyimpan 1.180 judul film lawas dari era 1950-an hingga 1990-an mencapai. Jumlah koleksi posternya mencapai 3.000-an. Selain itu, tersimpan pula belasan proyektor pemutar film, tanda masuk bioskop, senter tua, seragam petugas bioskop, hingga karcis tiket masuk. 

BACA JUGA:Ini 5 Ide Bisnis yang Cocok untuk Generasi Z, Keuangan dan Masa Depan Makin Terjamin

BACA JUGA:Ini 7 Cara Alami agar Bibir Merah Merona dan Seksi, Kesehatan dan Kelembaban Terjaga

Direktorat Perfilman Musik dan Media, Kemendikbudristek melihat ada potensi besar di museum itu. “Ada banyak potensi artefak yang telah diselamatkan museum bioskop. Untuk selanjutnya, perlu ada langkah lebih lanjut untuk menyelamatkannya,” ujarnya. 

Komunitas Tamu Raya Nusantara dikukuhkan oleh Nujul Kristianto, Kepala Kelompok Kerja Perizinan dan Arsip Kemendikburistek. Komunitas ini diurus para pecinta sejarah, budayawan, musisi, seniman, pegiat lingkungan, dan jurnalis.

Ia mengharapkan agar komunitas terus diperluas. Bisa memupuk kepedulian akan perkembangan kebudayaan dan keberadaan museum dan benda bersejarah. Selain itu, mendongkrak kunjungan dan minat generasi muda kepada museum di Jambi. 

Komunitas juga diharapkan bantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan mengembangkan objek museum sebagai media pembelajaran, penelitian dan pengembangan pariwisata. Di sini terbangun kolaborasi pemerintah dan komunitas. “Untuk mempercepat pembenahan, pengelolaan, dan pembentukan museum baru,” katanya.  

BACA JUGA:BPBD Tanjab Timur Apresiasi Peran Aktif SKK Migas-PetroChina Dalam Penanggulan Bencana

BACA JUGA:PLN UP3 Jambi Pastikan Keandalan Listrik jelang STQH Nasional ke XXVII dan Cuaca Ekstrem di Jambi

Arsiparis Kemendikbud Riset, Djuwita Sari, menyebut ada sejumlah tantangan dalam upaya penyelamatan memori kolektif. Di antaranya, ruang penyimpanan terbatas. Padahal arsip membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup untuk menjaga kebutuhan dan keamanannya.

Selain itu, banyak peninggalan sudah dalam kondisi rusak. Biasanya itu akibat faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan cahaya. Ada juga faktor manusia seperti kesalahan dalam penanganan dan penyimpanan arsip.

Ia mendapati pengarsipan digital rentan terhadap kerusakan akibat virus, malware, atau kerusakan perangkat keras. Selain itu, format digital yang digunakan untuk menyimpan arsip juga dapat menjadi usang seiring berjalannya waktu.

Kategori :