Konon, penduduk desa yang menjadi korban Nian akhirnya menemukan cara untuk mengusirnya dengan menggunakan warna merah, bunga kembang api, dan suara keras.
Dari sinilah praktik tradisional mengusir Nian lahir, yang kemudian berkembang menjadi apa yang kita kenal sebagai tarian Barongsai.
BACA JUGA:Jelang Hari Pemungutan Suara, KPU Muaro Jambi Gelar Sosialisasi dan Doa Bersama
BACA JUGA:Pj Bupati Aspan Minta Masyarakat Sukseskan Pemilu Tahun 2024
Simbolisme dalam Gerakan dan Kostum
Tarian Barongsai tidak hanya sekadar pertunjukan menarik, tetapi juga sarat dengan simbolisme yang dalam.
Kostum-kostum yang digunakan memiliki makna simbolis tertentu.
Misalnya, warna merah yang dominan melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa, sementara warna lain seperti emas dan hijau mewakili kekayaan dan pertumbuhan.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh penari Barongsai juga memiliki makna tersendiri.
BACA JUGA:Kembali Hadir di IIMS 2024, PLN Usung Support System Kendaraan Listrik di Indonesia
BACA JUGA:Hotel Abadi Suite Jambi Nunggak Pajak Rp5 Miliar Lebih, Ini Kata Pemkot Jambi
Loncatan dan gerakan-gerakan dinamis menggambarkan keberanian dan kekuatan untuk mengusir roh jahat, sementara gerakan-gerakan lembut dan harmonis melambangkan perdamaian dan kemakmuran.
Pentingnya Barongsai dalam Budaya Tionghoa
Tarian Barongsai tidak hanya menjadi pertunjukan seni yang menakjubkan, tetapi juga merupakan bagian penting dari perayaan-perayaan budaya Tionghoa.
Ini sering kali menjadi puncak dari festival-festival besar seperti Imlek, Festival Musim Semi, dan perayaan kelahiran tokoh-tokoh legendaris.
Selain itu, Barongsai juga diyakini membawa keberuntungan dan rejeki bagi komunitas yang mempraktikkannya.