"PLN telah mempersiapkan PLTU untuk menggunakan _co-firing._ Saat ini PLN telah menggunakan _co-firing_ dengan biomassa, _wood chip,_ sudas, dan cangkang kelapa sawit,” ungkapnya.
BACA JUGA:Mutasi Kasi Intel dan Kasi Pers Kasrem 042/Gapu, Ini Pesan Danrem 042/Gapu untuk Pejabat Baru
BACA JUGA:Beberapa Zodiak yang Paling Egois dan Kerap Bersikap Sinis
Akademik Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada Deendarlianto mengatakan di UGM, kami berusaha untuk melakukan riset mendalam mengenai angka tersebut. Kami membangun sebuah model penurunan emisi di bidang energi dengan menggunakan 3 parameter utama.
“Biaya untuk membersihkan CO2 serta seberapa besar _impact_ untuk industrialisasi dengan menggunakan penurunan _shock_ CO2 ternyata menarik sekali. Angkanya menunjukkan keterkaitan antara peran teknologi dan juga pengembangan ekonomi menuju transisi energi berhubungan secara positif,” ungkapnya.
Selain itu, hasil riset yang telah dilakukan di UGM menunjukkan pentingnya peran hidrogen dalam sistem kelistrikan nasional pada tahun 2045, serta peran vital energi nuklir pada tahun 2050.
“Oleh karena itu inovasi teknologi itu perlu didorong, sehingga era transisi energi, salah satu yang kita lihat, kita perlu mendorong Indonesia menuju _net zero emissions_ di tahun 2060,” pungkasnya.*