JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Nabi Musa Alaihissalam, sebuah nama yang menghiasi lembaran sejarah tiga agama besar: Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Bagi umat Muslim, keberadaan dan peristiwa yang melibatkan Nabi Musa tidak hanya menjadi bagian dari keyakinan, tetapi juga suatu keharusan untuk dipercayai, seperti kemampuannya membelah laut dengan tongkatnya.
Kisah perjalanan hidup Nabi Musa penuh dengan keajaiban dan tanda-tanda ilahi.
Selain mengalahkan Raja Firaun, memisahkan lautan, dan mengubah tongkatnya menjadi ular, Nabi Musa juga dikisahkan menciptakan sumur hanya dengan memukul batu.
BACA JUGA:Kabar Duka, Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Beoga
BACA JUGA:Minggu I Maret 2024, Ditresnarkoba Polda Jambi Gagalkan Peredaran Narkoba Senilai Rp19 Miliar
Yang menarik, jejak sumur-sumur ini masih ada hingga saat ini. Konon, sumur-sumur tersebut dibuat untuk menyediakan air bagi kaumnya yang mengalami kehausan setelah melarikan diri dari Raja Firaun.
Dari 12 sumur yang dibuat, hanya lima yang bertahan hingga kini, dan hanya satu yang masih mengeluarkan air.
Lokasi sumur-sumur ini terletak di perbatasan Provinsi Suez dan perbukitan Sinai, sekitar 165 kilometer dari ibu kota Mesir, Kairo.
Tempat ini dikenal sebagai Uyun Musa, yang berada di dekat Lembu Samiri di kaki Bukit Thur.
BACA JUGA:Tetap Lembab, Ini Tips Atas Kulit Kering saat Berpuasa
BACA JUGA:Maju Pilwako Jambi 2024, HAR Dapat Dukungan dari Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Jambi Syarif Fasha
Uyun Musa adalah sebuah bukti nyata dari peristiwa di masa lalu yang diyakini oleh umat Muslim dan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan, baik Muslim maupun non-Muslim.
Sumur-sumur ini adalah saksi bisu atas keajaiban Allah yang masih dapat disaksikan oleh manusia hingga kini. Setelah melarikan diri dari Raja Firaun, kaum Nabi Musa menghadapi krisis air yang serius.
Atas perintah Allah SWT, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke batu, dan tiba-tiba, muncullah 12 mata air yang menyediakan air minum bagi kaumnya.