MUARABUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Jalan provinsi yang menghubungkan Rantau Ikil menuju Kampung Penual Ujung Tanjung, batas Bungo, Sumbar, mengalami kerusakan parah setelah amblas beberapa bulan lalu.
Jalan yang menjadi satu-satunya akses warga ke perbatasan serta antar dusun ini kini retak, bergelombang, dan sebagian besar amblas, menyulitkan mobilitas warga setempat.
Sejak kerusakan terjadi pada bulan Februari 2024, belum ada tindakan perbaikan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi.
Kondisi ini memicu keluhan dari pengguna jalan, yang harus menghadapi jalan bergelombang, retak, dan beberapa titik yang hampir putus.
BACA JUGA:Menag Yaqut Minta Seluruh ASN Kemenag Aktif Sosialisasikan Larangan Judi Online
BACA JUGA:Cek, Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Babak Ketiga Zona Asia
Warga setempat secara swadaya telah berupaya menimbun jalan dengan sertu (pasir batu) di bagian yang rusak parah untuk bisa dilalui kendaraan, namun hal ini hanya memberikan solusi sementara.
Erna, seorang warga Pangean Ujung Tanjung, merupakan salah satu dari sekian banyak pengguna jalan yang merasakan dampak buruk dari kerusakan ini. Ia menyampaikan keluhannya.
"Kami sangat mengeluh sekali akibat jalan provinsi yang rusak dan amblas sejak Februari lalu. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. Harapan kami pada pemerintah, khususnya PUPR Provinsi Jambi, agar segera melakukan perbaikan. Jika tidak, kerusakan akan semakin parah."
Erna juga menyoroti masalah lain yang memperparah kondisi jalan, yaitu rumput liar yang tumbuh di sepanjang jalan provinsi dari Rantau Ikil hingga Simpang Rajo, sehingga badan jalan menjadi semakin sempit.
BACA JUGA:Bupati Bogor Sebut Ekonomi PKL Puncak Bakal Meningkat Jika Pindah ke Rest Area
BACA JUGA:AHM Raih Penghargaan CSR Terbaik di Tanah Air
"Kami juga berharap dilakukan tebas bayang jalan provinsi dari Rantau Ikil sampai ke Simpang Rajo karena saat ini badan jalan sudah sempit akibat rumput liar," tambahnya.
Kerusakan jalan provinsi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Jalan yang bergelombang dan retak sangat berbahaya, terutama bagi kendaraan roda dua yang sering melintas di wilayah tersebut.