JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Psikolog Patricia Elfira Vinny menyatakan bahwa paparan polusi udara yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, psikosis, dan demensia.
Patricia mengungkapkan dalam keterangan tertulisnya pada Senin 1 Juli 2024, bahwa anak-anak dan remaja yang terpapar polusi udara pada tahap perkembangan mental yang kritis berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental di masa depan.
Risiko ini sangat relevan bagi penduduk di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek, di mana kondisi psikososial yang kompleks memperburuk dampak polusi udara.
BACA JUGA:Keunikan di Hari Bhayangkara ke-78, Danramil dan Camat Datangi Polsek Sambil Berkuda
BACA JUGA:Hari Bhayangkara ke-78, Kapolda Jambi: Kritik Masyarakat Jadi Obat Agar Kami Memperbaiki Kinerja
Pada 1 Juli 2024 pukul 08.00 WIB, IQAir mencatat Jakarta berada di peringkat keempat kota paling berpolusi di dunia, dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 82 mikrogram per meter kubik, yang tergolong tidak sehat.
Studi yang dipublikasikan dalam PubMed Central menunjukkan bahwa polusi udara berdampak pada berkurangnya tingkat kebahagiaan dan meningkatkan gejala depresi.
Sementara itu, jurnal Environmental Pollution mengungkapkan relevansi antara paparan jangka panjang terhadap PM2.5 dan peningkatan risiko depresi.
Patricia menambahkan bahwa kemacetan sehari-hari, kualitas udara yang buruk, masalah finansial, dan tekanan pekerjaan menjadi faktor pendukung yang membuat masyarakat di wilayah metropolitan yang berpolusi udara tinggi lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental.
BACA JUGA:Mengenang Zhang Zhi Jie, Calon Bintang Bulu Tangkis China yang Meninggal di AJC 2024
BACA JUGA:Harga TBS Sawit Jambi Naik Rp 16,69/Kg, Harganya Jadi Segini
“Jika polusi udara terus berlanjut, jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental berpotensi meningkat,” kata Patricia, dikutip dari ANTARA.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 1 dari 10 orang di Indonesia telah mengalami gangguan kesehatan mental.
Gejala awal gangguan kesehatan mental, terutama depresi, yang dapat dialami masyarakat meliputi menurunnya kemampuan berkonsentrasi, rasa tidak tenang, ketidakmampuan membuat keputusan, hingga gangguan tidur.