JAWA TIMUR, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Gunung Semeru erupsi lagi. Salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang ini, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Gunung Semeru erupsi 11 kali dalam rentang waktu dari pukul 06.47 hingga 18.41 WIB pada Minggu 25 Agustus 2024.
Meski visual Gunung Semeru erupsi tidak teramati, kekuatan alam ini tetap terekam jelas oleh seismograf, menandakan potensi bahaya yang mengintai.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.47 WIB, dengan amplitudo maksimum mencapai 22 mm dan berlangsung selama 109 detik.
BACA JUGA:Deklarasi dan Pengukuhan TPK Madel-Nor Muhammad Dihadiri HBA
BACA JUGA:KPP Pratama Bangko Gelar Forum Konsultasi Publik dan Apresiasi Wajib Pajak
"Visual letusan memang tidak teramati, namun ini bukan berarti erupsi tidak terjadi. Seismograf kami mencatat aktivitas vulkanik dengan jelas," ungkap Sigit Rian Alfian, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Aktivitas vulkanik berlanjut dengan erupsi kedua yang terjadi pada pukul 09.41 WIB. Kali ini, amplitudo meningkat menjadi 23 mm dengan durasi 134 detik.
Namun, seperti erupsi sebelumnya, visual letusan kembali tidak teramati. "Kita harus tetap waspada, meskipun letusan tidak terlihat secara langsung," lanjut Sigit.
Erupsi ketiga datang tak lama kemudian, tepatnya pada pukul 10.51 WIB, dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 150 detik.
BACA JUGA:Menkumham Tegaskan, PKPU 8/2024 yang Disahkan Hari ini Merujuk dengan Putusan MK
BACA JUGA:Polres Bungo Bersama KPU Gelar Simulasi Pengamanan Pilkada 2024
Hingga laporan ini dibuat, Gunung Semeru masih terus menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik yang signifikan, meskipun letusan tetap tidak terlihat.
Dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut, Gunung Semeru memiliki potensi bahaya yang besar.
Saat ini, statusnya berada di Level II atau Waspada, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan serangkaian rekomendasi penting untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan bencana yang lebih besar.