JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menonton film dengan konten kekerasan, pembunuhan, atau adegan berdarah sering kali menimbulkan perdebatan terkait dampaknya terhadap penonton.
Banyak orang menikmati genre film ini sebagai bentuk hiburan, tetapi di sisi lain, ada kekhawatiran terkait efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh paparan konten yang penuh kekerasan.
Artikel ini akan membahas beberapa dampak yang mungkin muncul akibat menonton film pembunuhan atau film yang penuh darah, baik secara psikologis maupun perilaku.
• Dampak Psikologis
Salah satu dampak paling umum dari menonton film kekerasan secara berulang adalah desensitisasi, yaitu penurunan sensitivitas terhadap kekerasan.
Penelitian menunjukkan bahwa sering terpapar adegan kekerasan atau darah dapat membuat seseorang menjadi kurang peka terhadap kekerasan di dunia nyata.
Mereka mungkin tidak lagi merasa terganggu atau takut saat menyaksikan adegan yang kejam, yang pada akhirnya dapat mengurangi empati terhadap korban kekerasan dalam kehidupan nyata.
BACA JUGA:Mengenali Tanda-Tanda Psikopat: Karakteristik yang Harus Diwaspadai
BACA JUGA:Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi Asam Lambung dengan Efektif
• Peningkatan Stres dan Kecemasan
Konten berdarah atau adegan pembunuhan sering kali sangat intens dan memicu emosi yang kuat.
Bagi sebagian orang, menonton film semacam ini bisa memicu peningkatan tingkat stres dan kecemasan, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan mengalami gangguan kecemasan.
Adegan kekerasan yang mendetail juga dapat mempengaruhi sistem saraf, yang menyebabkan penonton merasa gelisah, tegang, atau sulit tidur setelah menonton.
• Mimpi Buruk atau Gangguan Tidur
Menonton adegan pembunuhan dan darah menjelang tidur bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang.