JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Ketika pertama kali dirilis pada tahun 1999, film The 13th Warrior mengalami kritikan tajam dan gagal di box office.
Film ini tidak laris meskipun memiliki elemen-elemen khas film Hollywood seperti bintang besar Antonio Banderas, sutradara terkenal John McTiernan, dan diadaptasi dari novel karya Michael Crichton berjudul Eaters of the Dead.
Namun, seiring berjalannya waktu, film ini berhasil menarik perhatian komunitas Muslim karena dianggap menghadirkan representasi positif tokoh Muslim di layar lebar, sesuatu yang jarang terlihat dalam film-film barat.
Film ini mengisahkan petualangan Ahmad ibn Fadlan, seorang diplomat Arab pada abad ke-10 yang diasingkan dari Baghdad dan terpaksa bergabung dengan sekelompok Viking untuk melawan ancaman misterius.
Film ini menarik karena menggabungkan budaya Viking dengan perspektif seorang Muslim, dan menggambarkan perjalanan Ahmad dalam dunia yang asing baginya.
Namun, film ini menemui banyak kendala. Setelah penayangan uji coba mendapat ulasan negatif, film harus menjalani syuting ulang yang menyebabkan anggaran membengkak hingga lebih dari 100 juta dolar AS, tetapi hanya menghasilkan 61,7 juta dolar AS di seluruh dunia.
BACA JUGA:Silent Walking: Tren Meditasi Berjalan yang Menenangkan Pikiran dan Tubuh
BACA JUGA:The Wild Robot: Animasi Hangat dengan Pesan Moral
Roger Ebert, seorang kritikus film terkenal, memberi nilai rendah pada film ini, menyebutnya penuh aksi dan pembantaian tanpa jalan cerita yang jelas.
Meski gagal secara komersial, The 13th Warrior menemukan basis penggemar yang setia di kalangan Muslim.
Banyak yang menghargai bagaimana film ini menampilkan protagonis Muslim yang bermartabat dan cerdas.
Karakter Ahmad, yang diperankan oleh Antonio Banderas, dipuji karena tidak digambarkan sebagai sosok lemah atau inferior di hadapan para Viking, tetapi sebagai seseorang yang berani, cerdas, dan memiliki nilai-nilai luhur.
Salah satu adegan paling ikonik adalah ketika Ahmad, yang dipandang remeh oleh para Viking, mengesankan mereka dengan kecerdasannya.
Saat diberikan pedang Viking yang terlalu berat untuknya, Ahmad mengakalinya dengan membuat pedang lengkung khas Arab yang lebih ringan dan efektif, memperlihatkan kecerdikannya daripada kekuatan fisik.
BACA JUGA:Memahami Trust Issue dan Dampaknya dalam Kehidupan