Mengapa Karbohidrat Penting untuk Hormon dan Energi Tubuh? Ini Penjelasan Ahli Gizi

Rabu 30-10-2024,09:46 WIB
Reporter : Edo Adri
Editor : Edo Adri

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Karbohidrat adalah makronutrien penting yang berperan vital dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, sehingga perlu diperhatikan jumlah konsumsinya.

Dikutip dari laman Popsugar, ahli gizi Seema Shah menjelaskan bahwa karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh. Saat tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa (gula), zat ini digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai energi langsung atau disimpan untuk kebutuhan energi di masa mendatang. 

Manfaat karbohidrat meliputi banyak aspek, mulai dari kualitas tidur yang lebih baik, kesehatan mental, keseimbangan hormon, hingga peningkatan performa dalam olahraga.

"Asupan karbohidrat berperan penting dalam mendukung fungsi tiroid, hormon seks, leptin, insulin, dan hormon stres, serta berperan dalam kualitas tidur dan produksi serotonin," kata Shah.

BACA JUGA:Borussia Dortmund Tersingkir dari Piala Jerman Usai Kekalahan 0-1 dari Wolfsburg

BACA JUGA:Gangguan Tidur di Usia Paruh Baya Bisa Percepat Penuaan Otak, Ini Kata Penelitian!

Shah merekomendasikan konsumsi karbohidrat sekitar 40-50% dari total kalori harian, atau sekitar 200 hingga 250 gram berdasarkan diet 2.000 kalori per hari. Sebagai panduan, satu cangkir beras merah mengandung sekitar 45 gram karbohidrat, gandum mengandung 27 gram per cangkir, dan quinoa menyediakan 39 gram per cangkir.

Namun, kebutuhan karbohidrat dapat bervariasi tergantung kondisi individu. Beberapa orang mungkin perlu menambah atau mengurangi asupan karbohidrat, misalnya mereka yang mengelola kondisi seperti PCOS atau diabetes tipe 2, atau mereka yang sedang dalam pemulihan dari gangguan makan.

“Wanita yang sedang menstruasi memerlukan asupan karbohidrat yang cukup untuk mendukung produksi hormon seks dan menjaga keseimbangan hormon,” tambahnya.

Shah juga mencatat bahwa ibu hamil membutuhkan lebih banyak kalori dan karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi tambahan yang dibutuhkan selama kehamilan dan mendukung perkembangan bayi.

BACA JUGA:4 Pencuri Sepeda Motor di Parkiran Unja Ditangkap, 2 di Antaranya Perempuan, Pantau Lokasi Pakai Mobil Rental

BACA JUGA:Ryan Gosling Batal Menjadi Pemeran Di Film Wolfman Yang Akan Tayang 17 Januari 2025, Ini Review Filmnya

Di sisi lain, diet rendah karbohidrat tidak selalu cocok untuk semua orang. Bagi wanita dan atlet, diet rendah karbohidrat dalam jangka panjang dapat membahayakan karena karbohidrat diperlukan untuk mendukung berbagai proses fisiologis mereka.

"Bagi atlet wanita, konsumsi karbohidrat yang terlalu rendah dapat memicu ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan amenore (berhentinya menstruasi secara total). Hal ini bisa berujung pada penurunan kepadatan tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang," jelasnya.

Kategori :