JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pada tahun 1990, seorang petani bernama Cipto Suwarno di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah, tanpa sengaja menemukan harta karun berharga saat menggali sawahnya.
Pencarian yang awalnya bertujuan untuk memperbaiki irigasi sawah ini berubah menjadi penemuan bersejarah ketika cangkul Suwarno mengenai benda keras.
Alih-alih batu biasa, yang ia temukan adalah guci keramik kuno berlapis emas. Saat penggalian dilanjutkan, ditemukan emas seberat 16 kg dalam bentuk perhiasan dan peralatan rumah tangga.
Penemuan ini dikenal sebagai "Harta Karun Wonoboyo" dan menjadi salah satu temuan arkeologis berupa emas terbesar di Indonesia.
Harta karun tersebut meliputi 97 gelang, beberapa guci, mangkuk dengan relief kisah Ramayana, piring, dan berbagai benda lainnya yang memperlihatkan kekayaan budaya Jawa kuno.
BACA JUGA:Makanan Pengganti Parfum untuk Mengatasi Bau Mulut Secara Alami
BACA JUGA:Waspadai Gejala Dehidrasi Saat Pilek dan Demam, Ini Dampaknya pada Tubuh!
Berdasarkan penelitian, harta ini berasal dari abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, sesuai dengan gaya dan motifnya yang mencerminkan kehidupan zaman tersebut.
Emas pada zaman dahulu bukan hanya barang mewah tetapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada era Kerajaan Majapahit (1293-1527 M), emas banyak digunakan untuk melapisi peralatan rumah tangga, kendaraan, bahkan perhiasan untuk hewan peliharaan para bangsawan.
Stuart Robson dalam karyanya "Desawarnana" menggambarkan putri Raja Daha yang menggunakan kereta berlapis emas sebagai simbol kekuasaan dan status sosial.
Selain itu, arkeolog Slamet Mulyana dalam "Menuju Puncak Kemegahan" mengungkapkan bahwa emas juga menjadi simbol kemakmuran dan kekuasaan.
BACA JUGA:Giliran Warga Bukit Kerman, Dapat Pelayanan Kesehatan Gratis dari Dokter Deri
Dalam tulisan Mpu Prapanca di kitab "Nagarakretagama," ia mencatat bahwa emas adalah barang berharga yang dikoleksi para bangsawan, baik untuk hiasan maupun sebagai tanda kekayaan.