Emas juga memainkan peran penting dalam perdagangan. Menurut Erwin Kusuma dalam "Uang Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya," emas digunakan sebagai alat pembayaran terutama dalam transaksi besar seperti jual beli tanah, menggantikan fungsi uang dalam nilai kecil.
Para penjelajah asing yang berkunjung ke Jawa pun mencatat betapa mewahnya kehidupan para bangsawan Jawa yang dikelilingi oleh emas.
Tome Pires, seorang penjelajah Eropa, mencatat pada tahun 1513 bahwa raja-raja di Jawa mengenakan emas dari kepala hingga kaki, termasuk aksesoris emas untuk para pengawalnya.
Meskipun emas melimpah dalam budaya Jawa kuno, emas tersebut tidak berasal dari Pulau Jawa. Sebagian besar emas diimpor dari Sumatera, yang dikenal sebagai "Surga Emas," dan sebagian lagi dari India.
BACA JUGA:Darwandi dan Sarkoni Syam Ajak Masyarakat Sungai Mengkuang Dukung Jumiwan Aguza - Maidani
BACA JUGA:Sah! Brigjen TNI Heri Purwanto Kini Jabat Danrem 042/Gapu
Setelah runtuhnya kerajaan besar dan masuknya pengaruh kolonialisme, emas-emas ini banyak yang tertimbun dan menjadi harta karun terpendam hingga ditemukan kembali di masa modern, seperti harta karun Wonoboyo yang kini tersimpan di Museum Nasional Indonesia.
Penemuan harta Wonoboyo ini tidak hanya menjadi warisan arkeologi yang bernilai tinggi tetapi juga mencerminkan kemegahan peradaban Jawa kuno.
Ini memberikan pandangan tentang kehidupan sosial dan budaya yang sarat dengan simbol kekayaan serta penggunaan emas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat kerajaan pada masa lalu.