Kerap memamerkan kekayaannya, Carla hidup mewah dan sering menyombongkan diri. Kutipan dari buku Rampok (2012) menyebut Carla pernah mengatakan, “Saya lebih kaya dari Ratu Belanda. Saya akan tidur di ranjang emas dan tamu akan makan dari piring emas.”
Perilaku ini mengundang perhatian pihak intelijen Belanda dan Inggris, yang kemudian melakukan investigasi mendalam.
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa emas tersebut adalah hasil rampokan. Namun, beberapa agen intelijen yang menyelidiki malah tergoda untuk memiliki sebagian dari harta tersebut. Mereka bahkan mengambil sekitar 20 kilogram emas curian sebelum laporannya selesai.
Ketika semakin banyak pihak mengetahui kejahatan ini, rahasia Nakamura dan jaringan pencurian ini pun terbongkar. Pada akhirnya, tentara Belanda menangkap Nakamura, Carla, Kolonel Nomura Akira, dan agen-agen intelijen yang terlibat.
BACA JUGA:Jasa Raharja Pastikan Seluruh Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Terjamin
Berdasarkan laporan koran Het dagblad 24 Agustus 1946, Nomura terbukti membantu Nakamura membuka koper-koper emas dan menikmati bagian dari hasil rampokan.
Dalam persidangan, Nakamura dijatuhi hukuman terberat, sementara Carla hanya menerima hukuman 8 bulan penjara.
Meski beberapa orang telah dihukum, misteri keberadaan sisa emas yang dirampok Nakamura tetap menjadi teka-teki. Saat penyelidikan, otoritas hanya menemukan emas senilai 1 juta gulden, jauh lebih sedikit dari total 960 kilogram emas yang dilaporkan.
Berbagai teori muncul mengenai lokasi penyimpanan emas ini. Ada yang menduga Nakamura menyembunyikannya di suatu tempat di Menteng, Jakarta, sementara yang lain percaya emas tersebut dikubur di lokasi yang hingga kini masih rahasia.
Peristiwa Nakamura menjadi bagian dari sejarah kelam yang memikat dan masih menyimpan misteri. Hingga kini, nasib harta emas tersebut tetap tidak diketahui, menjadi salah satu cerita tak terpecahkan dalam sejarah Indonesia.