BACA JUGA:Barcelona Akan Bertemu Real Madrid Di El Clasico Yang Digelar Di Tokyo Jepang
BACA JUGA:Kabhi Khushi Kabhie Gham: Drama Keluarga dan Nilai Kehidupan yang Abadi di Bollywood
Dalam psikologi, ini dikenal sebagai fear of abandonment atau ketakutan akan ditinggalkan, yang membuat seseorang ragu untuk membiarkan diri mereka kembali merasakan cinta. Untuk menghindari kekecewaan yang sama, mereka cenderung menutup diri secara emosional.
Rendahnya Harga Diri (Low Self-Esteem)
Harga diri yang rendah juga bisa menjadi penyebab mati rasa dalam cinta. Orang dengan harga diri rendah sering kali merasa tidak pantas dicintai atau takut mengecewakan pasangannya.
Dalam beberapa kasus, perasaan tidak layak dicintai ini bisa menyebabkan seseorang menarik diri dari hubungan atau menghindari keterlibatan emosional yang dalam.
Rendahnya harga diri membuat seseorang tidak percaya diri untuk menjalin hubungan yang sehat, sehingga mereka menutup diri dari perasaan cinta.
Depresi atau Gangguan Kesehatan Mental Lainnya
Beberapa kondisi kesehatan mental, seperti depresi, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan cinta.
Depresi, misalnya, bisa menyebabkan seseorang merasa hampa atau kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya membuatnya bahagia, termasuk cinta.
BACA JUGA:Disney Bersama 20th Century Studios Resmi Menghadirkan Film Terbaru Ice Age 6 Di Tahun 2026
BACA JUGA:Thunderbolts: Tampil Perdana di Avengers Tower, Antihero Marvel Siap Guncang MCU
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), gangguan depresi bisa membuat penderitanya merasa mati rasa secara emosional, termasuk dalam hal kasih sayang dan ikatan romantis.
Kondisi ini juga sering membuat seseorang merasa terisolasi dari orang-orang di sekitarnya.
Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
Dalam psikologi, mati rasa dalam cinta sering dianggap sebagai mekanisme pertahanan diri. Seseorang yang mengalami kekecewaan atau kehilangan dalam cinta mungkin membentuk “dinding” emosional agar tidak merasa terluka lagi.