Mekanisme ini melindungi mereka dari rasa sakit, namun juga menghalangi mereka untuk terbuka pada perasaan cinta yang baru.
Menurut teori psikologi Freud, ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan "penghindaran" atau avoidance, di mana seseorang berusaha untuk menjauhkan diri dari situasi yang berpotensi melukai.
BACA JUGA:Efektivitas UU Cipta Kerja dalam Menciptakan Lapangan Kerja: Harapan vs. Realitas
Mengatasi Mati Rasa dalam Cinta
Mengembalikan kemampuan untuk merasakan cinta tidak selalu mudah, tetapi dengan terapi dan kesadaran diri, kondisi ini bisa diperbaiki.
Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-behavioral (CBT), dapat membantu seseorang untuk memproses trauma masa lalu dan meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman juga penting untuk membantu mereka membuka hati kembali.
Mati rasa dalam cinta bisa menjadi tanda bahwa seseorang membutuhkan waktu untuk penyembuhan dan refleksi diri. Dengan memahami akar penyebab dan memanfaatkan dukungan yang tepat, seseorang dapat kembali membuka diri pada cinta dengan cara yang sehat dan penuh.