JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Minyak goreng ialah salah satu yang sering dipakai oleh masyarakat untuk memasak sehari-hari, minyak goreng yang bersifat mengantarkan panas dan terbuat dari kelapa sawit, harus melalui proses perebusan selama 90 menit dan 3 kali penyaringan.
Masyarakat Indonesia yang mempunyai tingkat ekonomi yang berbeda beda, sebagian masyarakatnya tidak memakai minyak goreng hanya untuk sekali pakai, melainkan menggunakan minyak goreng yang lebih 2 kali pemakaian. Penggunaan minyak goreng tergantung dari kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri.
Pemakaian minyak yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia yaitu memakai kembali minyak dengan berulang ulang atau dipakai terus menerus ternyata bisa menyebabkan bahaya pada kesehatan.
Minyak goreng sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat, tetapi terdapat satu permasalahan masyarakat yakni belum mengetahui kualitas fisis dari minyak goreng yang digunakan lebih dari 2 kali pemakaian.
BACA JUGA:Review Film Weekend in Taipei (2024), Yang Diperankan Luke Evans Dan Sun Kang
BACA JUGA:Arti lagu Stressed Out Ciptaan Twenty One Pilots, Salah Satunya Rindu Masa Kecil
Minyak goreng yang dipakai lebih dari 2 kali pemakaian akan memberikan perubahan viskositas dari minyak goreng tersebut, dari perubahan viskositas pada minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan tubuh seperti tekanan darah dan kolesterol.
Masyarakat yang sering memakai minyak lebih dari 2 kali dikarenakan beberapa faktor, di antaranya faktor ekonomi, rasa sayang dan merasa rugi jika minyak goreng tidak digunakan dan harus dibuang bila ingin memasak.
Dalam sebuah penelitian penggunaan minyak goreng secara berulang kali atau penggorengan menggunakan minyak jelantah digunakan banyak oleh penjual gorengan. Gorengan yang dikonsumsi secara berlebihan memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol pada tubuh, hal itu dikarenakan pengunaan minyak pada suhu tinggi dan digunakan berkali-kali dapat mengakibatkan asam lemak tidak jenuh rusak, sehingga hanya menyisakan asam lemak jenuh saja.
Pemakaian minyak jelantah dapat menjadi penyebab penumpukan lemak, asam lemak jenuh yang dimiliki oleh minyak goreng umumnya mengandung asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat yang apabila dikomsumsi berlebihan, bisa menyebabkan kadar kolesterol naik.
BACA JUGA:Barbara Broccoli Beritahukan Ciri-ciri James Bond Yang Akan Jadi Pengganti Daniel Craig
BACA JUGA:Sipnosis Film The Outfit (2022) Yang Disutradarai Graham Moore
Lemak jenuh itu nantinya akan mengalami hidrolisis selama proses pencernaan yaitu dirubah menjadi molekul seperti endapan yang ditimbun di sel dan jaringan lemak. Tingginya kadar kolesterol dapat menyebabkan pengendapan pada pembuluh darah, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya stroke.