Tantangan dan Pertumbuhan Industri Penerbangan Asia Pasifik: AAPA dan Keanggotaan Lion Air

Minggu 17-11-2024,12:19 WIB
Reporter : Rilect
Editor : Rilect

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) menyampaikan proyeksi bahwa industri penerbangan di kawasan ini masih akan menghadapi tantangan terkait pembaruan armada.

Gangguan rantai pasokan dan keterlambatan pengiriman pesawat menjadi hambatan besar meskipun ada pertumbuhan permintaan perjalanan udara yang signifikan.  

Direktur Jenderal AAPA, Subhas Menon, menyebutkan bahwa meskipun ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% pada 2024 dan 2025, yang mendukung pasar perjalanan dan kargo udara, sektor penerbangan masih terhambat.

"Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% tahun ini dan tahun 2025, yang mendukung ekspansi di pasar perjalanan dan kargo udara. Namun, hal ini dapat terganggu oleh ketidakpastian yang berasal dari meningkatnya risiko geopolitik dan meningkatnya proteksionisme perdagangan. Meskipun penurunan harga bahan bakar jet secara keseluruhan tahun ini telah membantu meredam kenaikan biaya, maskapai penerbangan terus menghadapi tantangan dalam pembaruan armada dan pertumbuhan jaringan, karena gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan dan keterlambatan pengiriman pesawat," ujar Direktur Jenderal Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) Subhas Menon.

BACA JUGA:Kemenhub Fokus Kajian Penurunan Harga Tiket Pesawat: Menunggu Hasil Satgas

BACA JUGA:Kontroversi Intimidasi Siswa SMA: Kasus Ivan Sugianto dan Dugaan Relasi dengan Aparat

Namun, ada kabar baik bagi industri ini, terutama di kawasan Asia Pasifik. Lalu lintas penerbangan internasional mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Pada September 2024, maskapai penerbangan di Asia Pasifik mencatatkan peningkatan sebesar 18,8% dalam jumlah penumpang internasional dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Total penumpang internasional yang diangkut mencapai 29,2 juta pada bulan tersebut, hampir mencapai tingkat pra-pandemi, dengan volume lalu lintas mencapai 97,5% dari tahun 2019.

Pertumbuhan permintaan untuk perjalanan udara semakin jelas dengan peningkatan 19,3% dalam pendapatan penumpang kilometer (RPK). Ini mencerminkan permintaan yang kuat untuk perjalanan jarak jauh.

Faktor beban penumpang internasional juga mengalami sedikit kenaikan menjadi 80,5% pada bulan September, mencatatkan peningkatan kapasitas kursi sebesar 18,7%.

BACA JUGA:Panduan Lengkap Penerimaan dan Pengecekan Bantuan Sosial 2024

BACA JUGA:HUT ke-65 Penerbangan TNI AD: Kebanggaan Alutsista Modern dan Edukasi Masyarakat

Sementara itu, permintaan kargo udara tetap stabil meskipun ada penurunan di sektor manufaktur global. Pada September 2024, permintaan kargo udara internasional tumbuh 8,9% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun kapasitas angkutan udara juga meningkat, faktor muatan rata-rata sedikit menurun menjadi 60,2%.

Kategori :