BOGOR, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Nadia Putri Darmawan, seorang siswi beragama Kristen dari Kota Bogor, menghadapi tantangan besar dalam pendidikan.
Siswi kelas 9 di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda ini terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya untuk melanjutkan ke jenjang SMA.
Nadia adalah anak sulung dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Auw Rudi Darmawan dan Merry Natalia.
Keluarganya yang hidup dalam keterbatasan ekonomi bergantung pada pekerjaan serabutan sebagai pedagang makanan keliling. Mereka tinggal di Kampung Sumur Wangi, Kelurahan Kayu Manis, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Adik-adik Nadia masih duduk di bangku SD, sementara si bungsu baru berusia tiga tahun. Meskipun berharap mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), keluarga ini belum pernah mendapatkannya secara konsisten.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Pelanggan Telkomsel Bisa Bawa Pulang Mercedes-Benz Lewat TelkomselPoin, Ini Caranya
BACA JUGA:Film Sabar Ini Ujian: Kisah Time Loop yang Sarat Makna dan Hiburan
Sejak pindah dari Jakarta ke Bogor saat kelas 2 SD, Nadia bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda karena tidak mampu masuk sekolah negeri.
Setelah lulus MI, ijazahnya tertahan karena tunggakan biaya, sehingga Nadia harus melanjutkan ke madrasah di yayasan yang sama.
Di MTs Nurul Huda, Nadia terbiasa mengikuti aturan sekolah, termasuk memakai jilbab dan mempelajari bahasa Arab. Meski begitu, keyakinan agamanya tetap terjaga. Setiap akhir pekan, ia rutin beribadah di gereja bersama keluarganya.
Nadia bercita-cita melanjutkan ke jurusan kecantikan di salah satu SMA, namun terbentur biaya sebesar Rp2 juta untuk pendaftaran. Ayahnya, Kiki, mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, apalagi membayar pendidikan.
"Jadi waktu pindah dari Jakarta, kelas dua SD itu Nadia masuk ke sini, karena tidak bisa masuk ke negeri," ujarnya.
BACA JUGA:Jake Paul Menang Atas Mike Tyson, Kini Tantang Conor McGregor di MMA
BACA JUGA:Zodiak-Zodiak Green Flag: Tanda Positif yang Patut Diperhatikan
"Jadi, mau ke sekolah SMP negeri, tapi tidak biaya, buat bayar biaya dari kelas dua sampe lulus. Sampai sekarang di MTS juga belum bayar, nanti bagaimana nanti sekolahnya," ungkap Kiki.