"Banyak produk UMKM yang bisa mendapatkan dan melakukan pembuatan sertifikasi halal, olahan-olahan UMKM di desa tersebut bisa di pasarkan melalui plat form media sosial," ujar Rani.
"Dari produk tersebut diharapakan masyarakat di desa tersebut tidak hanya menjual kunyit secara mentahan saja, produk-produk tersebut jika di lanjutkan di harapkan bisa menjadi ciri khas atau oleh-oleh khas dari desa tersebut," terus Rani.
Terlepas dari kurangnya dukungan dan berbagai hambatan, Tim MBKM Pro-IDe Rohis Ar-Rahman Universitas Jambi punya harapan terhadap Proker ataupun produk yang mereka hasilkan.
"Masyarakat bisa memanfaatkan kunyit dengan jauh lebih baik dan mampu meningkatkan pendapatan di masyarakat, masyarakat bisa mengenal olahan-olahan kunyit sehingga tidak terpaku pada kunyit segar, jadi masyarakat desa bisa menjual produk yang berbahan dasar kunyit tidak hanya kunyit segar saja, mampu memunculkan ide-ide kreatif kepada masyarakat desa khususnya ibu-ibu sehingga bisa mengisi waktu luang ibu-ibu di desa tersebut," jelas Rani Yulianti.
"Agar masyarakat desa mampu memahami penggunaan sosial media dengan baik sebagai salah satu cara penjualan produk melalui teknologi atau sosial media, agar masyarakat mampu menggunakannya sebagai alat untuk pemasaran produk umkm di desa tersebut," sambung Rani.
BACA JUGA:Mengapa Kaki Ibu Hamil Bengkak? Temukan Penyebab dan Cara Mengatasinya!
BACA JUGA:Wajib Dihindari, Daftar Makanan Pemicu Asam Lambung Naik
"Agar sejarah desa tersebut bisa di baca oleh banyak orang dan tidak menghilang begitu saja, dengan di bukukan nya sejarah desa tersebut hal ini di mampu menjadi arsip desa dan menjadi acuan untuk kemajuan desa kedepannya," sambungnya.
Proker lain seperti PAMI, mengharapkan adik-adik di desa Suka Maju, dapat meningkatkan keterampilan dalam membaca Al-Qur'an, mengaji, didikan subuh, dan aktivitas positif lainnya.
"Dari proker PAMI kami berharap adik-adik di desa tersebut mampu meningkatkan keterampilan dalam membaca Al-Qur'an dan membangun semangat kepada anak-anak agar meramaikan masjid dengan sholawat setiap selesai mengaji," beber Rani Yulianti.
"Didikan subuh di harapkan anak-anak desa dapat memanfaatkan hari libur dengan baik, melalui aktivitas-aktivitas positif di mulai dari waktu subuh hingga waktu dhuha, di harapkan hal tersebut tetap terlaksana meskipun program telah selesai," pungkas Rani Yulianti.