Terjadi pertukaran pelajar dan guru besar antara Nalanda dan Muarojambi. Siswa-siswa Budhis dari Sumatera belajar dari Nalanda.
Sebaliknya, guru besar Nalanda seperti Atisha dan Satyakirti juga datang belajar dan mengajar di Muarojambi.
Mengedepankan dan mengokohkan kedudukan Muarojambi sebagai pusat kebudayaan Sriwijaya atau Melayu adalah sesuatu yang penting dan mendesak.
BACA JUGA:Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
BACA JUGA:Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Sebab, sekarang ini para arkeolog Malaysia pun mulai mempromosikan kawasan situs Lembah Bujang di Kedah.
Malaysia adalah kawasan bekas situs utama Pelabuhan Sriwijaya bukan Muarojambi atau Palembang. Di Lembah Bujang atau Kedah kunolah dulu menurut mereka penguasa Sriwijaya berkedudukan.
Perhelatan BWCF ini juga diinginkan sebagai tribut untuk mengenang kajian-kajian mengenai arkeologi Sumatera yang dilakukan Ibu Satyawati Suleiman (1920-1988) almarhum.
Ia adalah arkeolog perempuan pertama Indonesia yang melakukan pernelitian terhadap artefak- artefak percandian Sumatera.
BACA JUGA:Tottenham Hotspur Bungkam Manchester City dengan Skor Telak 4-0 di Etihad Stadium
BACA JUGA:Atletico Madrid Berhasil Tundukkan Alaves dengan Skor Tipis 2-1 di LaLiga
Ia bisa disebut arkeolog Indonesia pelopor untuk melakukan studi di Sumatera. Juga pernah menjadi atase kebudayaan di India.
Selama 2 tahun berturut-turut BWCF melakukan tribut terhadap para arkeolog perempuan yang berjasa.
Saat mengangkat tema Durga di tahun 2022, BWCF melakukan tribut terhadap almh Dr Hariani Santiko yang disertasinya mengenai Durga dan saat tahun 2023 mengangkat tema Ganesa, BWCF melakukan tribut terhadap alm Prof Dr Edi Sedyawati yang disertasinya tentang Ganesa.
Tribut terhadap Satyawati Sulaiman ini maka dari itu adalah rangkaian seri festival BWCF yang didedikasikan untuk mengenang jasa-jasa para perempuan arkeolog Indonesia yang menyumbang kontribusi besar terhadap pemahaman masa silam Nusantara pada zaman Hindu-Buddha.