JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Film Devils Stay adalah contoh nyata bahwa sebuah permulaan yang menggembirakan belum tentu berujung baik. Meskipun dibuka dengan menjanjikan, seiring berjalannya cerita, saya merasa semakin bingung mengenai apa yang sebenarnya saya saksikan.
Film arahan Hyun Moon sub ini dimulai dengan dramatis, langsung menyajikan adegan pertarungan dalam konteks eksorsisme yang melibatkan penampilan Lee Min-ki dan Park Shin-yang.
Pada awalnya, saya terkesan dengan cara film ini dikemas, meskipun saya belum pernah mendengar doa ritual eksorsisme dalam bahasa Korea sebelumnya, semangat saya untuk memahami hal baru tersebut menguat.
Namun, saat cerita berfokus pada tragedi kematian seorang korban, saya merasa mulai terjebak dalam perjalanan yang membosankan, mempertanyakan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Hyun Moon-sub.
BACA JUGA:Komisi III DPR RI Sarankan Kapolda Jambi Bentuk Tim Khusus untuk Selesaikan Kasus yang Belum Selesai
BACA JUGA:Pasangan Zuwanda - Sawaludin Ajukan Gugatan ke MK, KPU Kabupaten Muaro Jambi: Itu Hak Mereka
"Devils Stay" tampaknya berusaha menyajikan sesuatu yang eksperimental, memadukan permainan alur cerita dengan teknik CGI yang canggih, serta bentuk-bentuk teror yang berbeda dalam konteks film eksorsisme.
Saya menghargai kreativitas ini, terutama karena alur utama cerita berlangsung dalam tiga hari masa persemayaman. Hyun Moon-sub, sebagai sutradara, berusaha membangun narasi yang menyeluruh meskipun terkadang membuat saya merasa bingung.
Ia juga mencoba membedakan waktu dengan menggunakan palet warna yang berbeda, namun terkadang hal tersebut dilakukan terlalu sering sehingga bisa membuat penonton tersesat jika lengah atau mengantuk. Konflik masa lalu yang melibatkan salah satu karakter juga memperumit alur cerita yang sudah rumit tersebut.
Saya merasa seperti terjebak di persimpangan jalan yang dipenuhi kendaraan dari segala arah. Meskipun akhirnya saya bisa memahami kekacauan cerita "Devils Stay", prosesnya cukup menguras pikiran. Saya merasa ada elemen-elemen dalam kisah yang diceritakan oleh Hyun Moon-sub yang kurang relevan dengan inti cerita.
BACA JUGA:Pilbup Kerinci Lanjut ke MK, 3 Paslon Siapkan Bukti Ini ke Mahkamah Konstitusi
BACA JUGA:CBR250RR Tak Tertandingi, Pebalap Astra Honda Kembali Raih Juara Asia di ARRC 2024
Karena kompleksitas cerita utama sudah cukup padat, hal-hal tambahan tersebut tampaknya tidak perlu, terutama dalam konteks film Korea Selatan yang dikenal dengan narasi yang rumit dan bercabang, berbeda dengan pendekatan Hollywood yang cenderung lebih linier dan memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas.
Namun, saya harus mengakui bahwa upaya tim kreatif dalam menghadirkan teror iblis yang berbeda dari kebanyakan film eksorsisme sangat menarik. Mereka menggunakan elemen seperti ngengat, dengan minim penampakan dan jumpscare, serta menyisipkan sentuhan komedi melalui karakter pembantu, menjadikan "Devils Stay" sebagai sajian yang menyenangkan.
Sinematografi dan efek visual dalam film ini juga patut diacungi jempol. Meskipun tidak berlebihan, editing yang halus dan komposisi yang apik memberikan bobot visual yang kuat.