JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Menanggapi adanya lonjakan harga kebutuhan pokok di Kabupaten Tanjab Timur, Pemkab setempat mengambil langkah agar hal tersebut bisa segera diatasi dan tidak berkepanjangan membebani masyarakat setempat.
Muhammad Awaluddin, Kabag Perekonomian SDA Setda Tanjab Timur menyampaikan bahwa, sejak beberapa hari yang lalu pihaknya bersma Bulog telah melakukan operasi pasar.
"Operasi pasar ini kami lakukan untuk menindak lanjuti melonjaknya harga minyak goreng di pasaran yang mencapai harga 18 hingga 20 ribu rupiah per kilonya," ucapnya.
"Alhamdulillah, operasi pasar ini bisa kita lakukan dengan baik di empat pasar tradisional yang ada di Kabupaten Tanjab Timur, dan jika perlu akan kita lakukan lagi nantinya. Tapi informasi terakhir, harga minyak goreng juga sudah turun," sambungnya.
Antisipasi lain terkait harga sembako yang lainnya seperti LPG, instansi terkait di Tanjab Timur akan melakukan operasi pasar LPG di seluruh wilayah kecamatan di dalam Kabupaten Tanjab Timur.
"Dan usulan itu juga sudah diterima oleh pihak Pertamina, dan pihak Pertamina juga akan mengupayakan agar kegiatan itu bisa segera terealisasi," ujar Awal, sapaan akrabnya.
Sedangkan terkait BBM, memang saat ini di Kabupaten Tanjab Timur sudah berlaku program langit biru Pertamina. Akan tetapi, harga BBM jenis pertalite yang mengganti BBM premium tersebut masih dijual dengan harga premium, yakni Rp 6.450. Semestinya harga normal pertalite itu yakni Rp 7.850
"Untuk hal-hal lain nantinya hingga natal dan tahun baru, pengawasan dan efektivitas kegiatan Satgas pangan akan terus dilakukan. Dan terkait hal itu sudah mendapat support dari bupati kita," ungkapnya.
Baru-baru ini, Pemkab Tanjab Timur ini juga telah melakukan High Level Meeting TPID dan rapat koordinasi BPKAD bersama kepala perwakilan Bank Indonesia Jambi dan kepala perwakilan OJK Jambi.
"Itu adalah salah satu langkah dan upaya untuk mengantisipasi juga, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti, tidak keterjangkauan harga ditengah masyarakat atau distribusi barang yang tidak berjalan dengan baik," terangnya.
Sementara itu, terkait harga bahan pokok lainnya seperti cabe, saat ini harga salah satu bahan pertanian tersebut untuk harga jual di petani turunnya terlalu tendah.
Dibutuhkan kerjasama yang baik antara sesama derah lainnya guna meningkatkan harga jual di petani dan meminimalisir agar harga jual di pasaran tidak terlalu tinggi.
"Misalnya, di salah satu kabupaten di Provinsi Jambi ini ada kekurangan kebutuhan bahan pokok, tetapi di salah satu kabupaten lain hasil pertanian bahan pokok tersebut melimpah, bisa suplai ke kabupaten yang membutuhkan," ujar Awal.
"Contoh lainnya seperti, jika saat ini hewan ternak di Tanjab Timur banyak dan Kota Jambi kekurangan, bisa dilakukan kerjasama agar kebutuhan hewan ternak itu bisa didatangka dari Tanjab Timur tampa harus membeli dari luar provinsi," tambahnya.