Hoax Ganggu Penanganan Covid-19, Masyarakat Diminta Waspada Berita Berjudul Provokatif

Jumat 12-11-2021,00:55 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Berita bohong atau hoax manjeaid pengganggu penangan Covid-19 di tanah air. Hal ini disebutkan oleh Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, Kamis (11/11). Untuk itu, Kominfo terus melakukan patroli siber serta menyaring aduan dari masyarakat, untuk mengidentifikasi dan menindaklajuti hoaks, terutama yang berkaitan dengan isu Covid-19, vaksinasi Covid-19, dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Di pekan kedua November 2021, sebaran hoaks seputar Covid-19 mengalami kenaikan.
Berdasarkan catatan Kementerian Kominfo, total identifikasi isu hoaks Covid-19 sebanyak 1.983 isu, pada 5.099 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada Facebook, sejumlah 4.402 sebaran. Sedangkan konten lainnya di platform media sosial lain, seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan Tiktok. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 4.977 unggahan. Sementara 122 unggahan
lainnya sedang ditindaklanjuti,” papar Dedy melalui siaran pers Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Kamis (11/11).

Sedangkan hoaks terkait vaksinasi Covid-19 tercatat sebanyak 382 isu, pada 2.398 unggahan media sosial. Kemudian, hoaks PPKM sebanyak 48 isu pada 1.140 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook, disusul media sosial lain seperti Instagram, Twitter, Youtube,
dan Tiktok.

“Pada minggu ini, terdapat peningkatan isu Covid-19, namun terjadi penurunan sebaran konten hoaks Covid-19 dengan jumlah 12 isu dan 34 unggahan,” lanjut Dedy.

Dari sejumlah unggahan hoaks tersebut, Dedy menjelaskan ada beberapa informasi yang perlu diluruskan dan perlu ditangkal bersama penyebarannya. Berita bohong tersebut seperti Stroke Menyerang Anak-anak sebagai Efek Samping Vaksin Covid-19 (4 November 2021). Kemudian ada juga Penerima Vaksin Covid-19 Berisiko Lebih Tinggi Terkena Limfoma dan Autoimun (5 November 2021). Selanjutnya Vaksin Covid-19 Memiliki Tingkat Kematian 174 Kali Lebih Tinggi pada Anak-anak daripada
Virus Covid-19 (6 November 2021).

Ada juga hoax lainnya yakni Foto Kemasan Vaksin Sinovac “Only for clinical trial” atau “Hanya untuk Uji Klinis” (8
November 2021). Hoax dengan judul Vaksin Pfizer Menambahkan Zat yang Digunakan untuk Menstabilkan Korban Serangan
Jantung ke dalam Vaksin Covid-19 (9 November 2021), serta Tes Swab Dapat Menggores Amigdala dan Dilakukan di Zaman Mesir Kuno untuk Membuat Budak Menjadi Patuh (10 November 2021).

“Faktanya, seluruh berita tersebut adalah menyesatkan dan masuk dalam kategori hoaks,” tegasnya.

Dedy menyatakan, masyarakat juga dapat berpartisipasi dengan mengadukan konten yg melanggar, ke situs https://www.aduankonten.id/ atau melayangkan e-mail ke aduankonten@mail.kominfo.go.id.

Pemerintah terus berusaha meminimalisir dan melawan hoaks terkait pandemi Covid-19. Untuk mendukungnya, masyarakat dapat membantu dengan cara tidak meneruskan berita menyesatkan dan provokatif, yang mendorong kita untuk membuka dan menyebarkannya. Pada kesempatan tersebut, Dedy mengutarakan langkah-langkah untuk mengidentifikasi hoaks.

“Curigai berita dengan judul provokatif dan clickbait, jika judulnya meragukan jangan langsung disebarkan,” ujarnya.

Selain itu, ia meminta warga mencermati alamat situs yang menjadi sumber pemberitaan karena banyak situs berita palsu yg tidak kredibel. Masyarakat juga dapat memeriksa sumber pernyataan dan mengecek lagi siapa yg memberikan pernyataan, apakah perwakilan pemerintah, lembaga kredibel, atau para ahli.
Dedy juga menyarankan masyarakat mengikuti kanal-kanal pemberitaan dan media sosial institusi resmi baik, serta mengecek ulang foto/video/gambar yang didapatkan. Caranya, dengan mencari ulang foto tersebut di mesin pencari, sehingga teridentifikasi dari mana asalnya.

“Pandemi masih ada, virusnya masih mengintai kita. Tapi dengan vaksinasi, masker dan disiplin
protokol kesehatan, kita akan dapat menekan risiko serendah mungkin. Pemerintah bekerja keras memulihkan kesehatan dan perekonomian di masa pandemi. Mari kita dukung dengan mengidentifikasi, melawan dan tidak menyebarkan hoaks,” tutup Dedy. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait