JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BANGKO, JAMBI – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangko, Kamis (10/2) lalu mendatangi RSUD Kolonel Abundjani Bangko, pukul 09.00.
Ini terkait antara antara Direktur RSUD Kolonel Abundjani Bangko dengan dokter spesialis di sana. Perwakilan HMI Cabang Bangko ini ingin memastikan, kebenaran konflik di rumah sakit itu.
Di sana, mereka mendapati beberapa dokter spesialis tidak ada saat jam pelayanan. Bahkan masyarakat yang ingin berobat terlihat mengantre di poli. "Seharusnya (dokter spesialis) sudah ada. Sehingga masyarakat yang ingin berobat lansung bisa dilayani. Ini malah hampir jam 10.00 masih kosong ruangan itu," ungkap Arjun, Ketua Umum HMI Cabang Bangko, kepada sejumlah perawat.
Dia berharap para dokter spesialis mempunyai rasa berbuat untuk kemajuan RSUD Kolonel Abundjani Bangko. "Kita juga tidak tahu, apakah sistemnya memang seperti itu. Tapi ini sangat disayangkan, saat masyarakat berobat mereka tidak berada di tempat dan harus menunggu. Apa ini karena konflik penyebabnya atau sudah lama, kita juga tidak tahu. Kami berharap agar hal seperti ini tidak terjadi lagi," ungkap Arjun.
Tujuan kedatangan mereka ini, menurutnya agar konflik di rumah sakit tidak berkelanjutan. Sementara itu Direktur RSUD Kolonel Abundjani Bangko, Sephelio, mengaku berterima kasih atas masukan dan sidak yang dilakukan HMI Cabang Bangko.
"Sidak itu biar masyarakat tahu dan juga orang yang terdidik tahu tentang kondisi RSUD Kolonel Abundjani Bangko," kata dia. Terkait Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) jika dokter spesialis tidak terikat jam kerja, dia membenarkannya.
Tapi kata dia, peraturan yang dimaksud ada pengecualian. "Contoh mereka operasi malam dini hari, tentu ada pengecualian untuk datang ke kantor, atau ada hal emergency. Ini maksud dari PMK itu. Bukan semaunya, ada pasal-pasal yang mengatur itu," jelas Sephelio.
Lanjutnya, di bagian poli seharusnya ada dokter yang standby mulai dari jam 08.00 sampai jam 12.00, sehingga masyarakat tidak menunggi saat berobat. "Semoga pelayanan lebih baik lagi. Kemarin juga ada anak yang mengalami sakit parah, hampir setengah jam tidak ada dokter spesialis datang. Ini sebenarnya tujuan saya. Bukan untuk hal lain, saya cuma ingin masyarakat merasakan pelayanan lebih baik," pungkasnya.
Terpisah, dokter spesialis kandungan, Alhadi, membantah jika disebut tak ada dokter spesialis saat sidak tersebut. "Tadi datang semua kok. Kita tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Meskipun dalam suasana konflik. Tidak ada masalah," ungkapnya. Dia bahkan mengatakan, bahwa sidak tersebut tidak memenuhi syarat. "Yang jelas sidak tadi legal standingnya gak ada," kata dia.
Untuk diketahui, menyikapi konflik tersebut, Komisi II DPRD Kabupaten Merangin sudah memanggil secara bergantian mulai dari direktur rumah sakit, dokter spesialis sampai pada anggota Dewan Pengawas (Dewas). (min/rib)