Hilirisasi industri memberi dampak berganda, seperti adanya perolehan tambahan pajak dan juga penambahan serapan tenaga kerja dari industri-industri yang terbangun.
Namun, keinginan produsen komoditas pertanian dan perkebunan di Jambi untuk beralih ke industri hilir terkendala ketiadaan pasar. Importir enggan membeli produk jadi hasil olahan komoditas. Artinya, pasar baik lokal dan eksport tidak bisa menyerap produk olahan. Termasuk produk olahan pinang berupa permen yang pernah dicoba pengusaha lokal tidak ada yang membeli.
Daerah akan sulit membangun industri hilir jika respons dan kesigapan pemerintah daerah masih rendah. Selain itu faktor produksi yang masih terbatas membuat banyak calon investor enggan membangun industri hilir karena melihat ketersediaan bahan baku yang belum memadai.
Tentunya, perlu kebijakan yang mendorong pertumbuhan eksportir baru, menambah ragam komoditas ekspor termasuk mengolahnya menjadi barang setengah jadi atau produk akhir, meningkatkan frekuensi pengiriman, menambah negara mitra dagang dan meningkatkan volume ekspor. Dan momemtum itu ada saat sekarang, saat pinang Betara menjadi Primadona dunia.*****Pengamat***