Pengusaha Kopra Rugi Rp 800 Juta

Sabtu 09-10-2021,09:50 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Pengiriman kopra atau daging buah kelapa yang dikeringkan keluar Provinsi Jambi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir mengakibatkan petani merugi. Kateni contohnya, salah satu petani kelapa di Desa Lambur I, Kecamatan Muarasabak Timur, mengatakan, sejak tiga bulan terakhir dirinya mengalami kerugian hingga Rp 200 juta lebih perbulannya.

Ini akibat kopra tidak bisa dikirim keluar Provinsi Jambi. "Kalau ditotal dari tiga bulan terakhir ini, kerugian saya mungkin sekitar Rp 800 juta gara-gara kopra ini tidak bisa dijual keluar Jambi lagi," ungkapnya.

Permasalahan ini disebabkan karena selama tiga bulan terakhir pengiriman kopra keluar Provinsi Jambi, seperti ke beberapa provinsi di Pulau Jawa tidak bisa dilakukan. Akibat penerimaan kopra belum bisa berlangsung normal di wilayah tersebut dengan alasan terdampak pandemi atau terkendala persyaratan lain yang membebani petani.

Dalam satu kali pengiriman ke beberapa provinsi di Pulau Jawa, Kateni menjelaskan, itu bisa mencapai jumlah sekitar 10 ribu butir kopra dengan harga jual perbutirnya sekitar Rp 3 ribu. Tentunya, hasil yang diterima pun cukup memuaskan dan sangat membantu perekonomian keluarganya.

"Kalau sebulan biasanya saya bisa mengirim hingga lebih dari sembilan kali. Tapi sekarang ini akibat pengiriman ke luar Provinsi tidak bisa lagi, saya jadi harus mendapat keuntungan yang berkurang," ungkapnya.

Untuk menyiasati hal itu, dirinya memilih alternatif lain dengan cara mengirim dan menjual kopra miliknya ke Provinsi Jambi saja, dengan konsekuensi harga dibawah dari harga yang diterima sebelumnya.

"Kalau jual di dalam Provinsi Jambi harganya sekitar Rp 2.500 ribu per butirnya setiap pengiriman pak. Untuk yang didapat juga jadi jauh 

menurun kalau gini," ujarnya.

Dirinya berharap, kondisi seperti ini bisa segera berlalu sehingga bisa membuat petani kelapa menjadi semangat dalam memanen hasil kebunnya dan memberikan pemasukan yang cukup baik juga untuk kebutuhan sehari-hari.

"Saya mewakili petani kelapa lainnya di sini berharap agar jalur pengiriman kopra keluar Provinsi Jambi bisa kembali dilakukan dan normal seperti biasanya. Jika tidak, kami petani ini nantinya akan terus mengalami kerugian," pungkasnya. (pan/ira)

Tags :
Kategori :

Terkait