JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KUALATUNGKAL, JAMBI – Kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Barat masih tinggi. Terlebih, memasuki musim penghujan populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat sebab telur dihabitat perkembangbiakan mulai digenang air.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Arida Santi Oren, melalui Ermadayanti Kasi Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Tanjab Barat, mengatakan bahwa kasus DBD ditahun 2021 mengalami penurunan dibanding tahun 2020.
"Berdasarkan laporan yang kita terima selama tahun 2021 ini kasus penyakit DBD menurun cukup jauh, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar Kasi P2P.
Namun, kata Erma, pihaknya tetap melakukan antisipasi dan pencegahan. Dia menjelaskan jika ditotalkan di seluruh 13 kecamatan di Tanjab Barat, kasus DBD di Kecamatan Tungkal Ilir cukup tinggi. Kemudian untuk wilayah Ulu tidak terdapat kasus DB. Jika ada kasus itupun kasus tidak berasal dari Ulu melainkan kasus sebaran dari luar kabupaten.
"Memang didominasi diwilayah Tungkal Ilir, kalau Tungkal Ulu misal ada yang sakit dan dia dari Jambi terus itu menular," bebernya.
Menurutnya, selama Januari hingga September 2021, kasus demam berdarah baru terdapat 23 kasus. Tentu, penurunan ini cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya mulai Januari hingga Desember 2020 tercatat sebanyak 87 kasus.
"Kalau secara keseluruhan menurun dibanding tahun kemarin. Tahun ini, selama Januari tiga kasus, Februari empat, Maret dan April tidak ada kasus. Nah masuk bulan mei ada empat kasus, lalu di bulan Juni satu. Meningkat di bulan Juli tiga kasus, Agustus empat dan september ini empat kasus," rincinya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya kasus DBD di Tanjab Barat. Pertama, ia menilai bahwa pola hidup sehat masyarakat sudah meningkat. Hal ini di ikuti dengan pola kebersihan di lingkungan. "Mungkin dengan adanya Covid 19 masyarakat semakin peduli terhadap pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebersihan lingkungan juga, karena kan DBD ini sebetulnya pada kebersihan lingkungan dan pola kita," lanjut Erma.
Di sisi lain, kemungkinkan juga masyarakat yang tidak berani untuk berobat lantaran dengan adanya kondisi pandemi saat ini. Seperti halnya ada ketakutan di masyarakat ketika berobat harus dilakukan rapid.
"Jadi karena harus rapid dan sebagainya akhirnya mereka berobat di tingkat puskesmas atau bahkan mungkin tidak berobat namun berobat dengan cara menaikan imunitas diri. Karena DBD ini kan pada kekebalan imun juga," pungkasnya. (rul)