Oleh : Tim Pengabdian Jurusan Kehutanan Universitas Jambi (Rike Puspitasari Tamin, Bambang Irawan, Hamzah, Riana Anggraini, Richard R.P.N, Rizky Ayu Hardiyanti, Suci Ratna Puri)
Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan salah satu bentuk Kawasan Perlindungan Alam (KPA) yang bertujuan sebagai tempat mengkoleksi tumbuhan dan atau hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Kebakaran kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin yang terjadi pada tahun 2015 dan tahun 2019, diyakini telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan rusaknya habitat flora dan fauna yang ada.
Luas kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin yang terbakar di tahun 2019 sebesar 70 hektar (Aini, 2019). Salah satu sumber plasma nutfah yang banyak hilang adalah pohon khas endemik Jambi, yaitu bulian dan semakin sulit ditemui bahkan pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon.
Jika kondisi ini terus berlanjut akan mengancam keberadaan tumbuhan endemic tersebut dan bisa punah. Perlu dilakukan upaya penyelamatan spesies unggulan lokal bulian dari ancaman habisnya pohon induk atau penyediaan bahan tanaman berupa bibit bulian untuk kegiatan rehabilitasi kawasan bekas terbakar.
Mengatasi hal tersebut, diperlukan upaya identifikasi keberadaan dan sebaran pohon induk sebagai upaya penyelamatan bulian yang tersisa akibat kebakaran di kawasan Tahura.
Identifikasi pohon induk penting dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan sebagai sumber biakan vegetative maupun generative dalam menghasilkan bibit bulian berkualitas.
Dengan teknik silvikultur yang tepat, seharusnya pohon bulian yang tersisa di Tahura dapat dipelihara dengan baik, biji maupun anakan semai di lantai hutan dapat dimanfaatkan sebagai sumber biakan, mengingat kebutuhan bibitnya untuk rehabilitasi masih sangat tinggi.
Masyarakat di sekitar kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga kawasan hutan yang tersisa. Pelibatsertaannya dalam upaya konservasi dan mempertahankan keberadaan bulian, sampai pembangunan persemaiannya mutlak diperlukan untuk mendukung pengembangan perhutanan sosial berkelanjutan.
Oleh karena, itu perlu dibangun koordinasi dan komunikasi yang baik antara masyarakat dan pengelola Tahura Sultan ThahaSyaifuddin di bawah lingkup Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Batanghari, sehingga segala bentuk kegiatan di lapangan dapat menjamin terjaganya habitat bulian.
Koordinasi ini telah diawali oleh Jurusan Kehutanan Universitas Jambi melalui sosialisasi dan pengabdian kepada masyarakat sekitar Tahura Sultan Thaha Syaifuddin, berupa pemberian materi tentang budidaya bibit endemic langka dan pentingnya menekan kegiatan ilegal seperti penebangan liar dan okupasi lahan yang dapat mengancam habitat bulian.
Kegiatan pengabdian ini ditujukan bagi pengelola dan masyarakat sekitar Tahura Sultan Thaha Syaifuddin, di mana tim terdiri dari : Rike Puspitasari Tamin, Bambang Irawan, Hamzah, Riana Anggraini, Richard R.P.N, Rizky Ayu Hardiyanti, dan Suci Ratna Puri. (*)