JAMBI-INDPENDENT.CO.ID, BANGKO, JAMBI – Seorang warga Desa Guguk, Sidin, Kecamatan Renahpembarab, tewas diterkam harimau. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (25/9), di Batutunggal, perbatasan antara Desa Guguk, dengan Kecamatan Muarasiau.
Informasi yang didapat, Sidin biasa mendulang emas di Sungai Nilo, Batutunggal. Itu merupakan bekas lobang jarum, tempat para pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) beroperasi.
Bersama sejumlah warga Desa Guguk dan Kecamatan Muarasiau, mereka mencari sisa emas di sana. Biasanya memakan waktu berhari-hari. Menginap. Nah di hari naas, setelah mendulang, Sidin dan rekan-rekannya pun kembali ke camp mereka.
Sidin berdua dengan rekannya. Sementara teman-temannya yang lain, berjarak sekitar dua menit. Di tengah hutan lebat itu, mereka mendirikan bivak menggunakan terpal. Seadanya saja.
Rupanya, mereka sudah diintai oleh si raja rimba. Pukul 22.30, saat sedang beristirahat, Sidin langsung diterkam. Tepat di lehernya. Dia teriak, tapi tak bisa berbuat apapun. Rekannya yang terbangun kaget setengah mati. Langsung kabur mencari bantuan ke tenda rekannya.
Saat mereka kembali ke tempat Sidin, korban sudah tergeletak. Tak bernyawa. Dadanya penuh luka cakar. Luka dalam bekas taring harimau, terlihat di leher.
Kepala Desa Guguk, Hijazi mengatakan, Sidin sudah dievakuasi dan hari ini akan dimakamkan di Guguk. Ditambahkan Kades, untuk kelokasi memakan waktu hampir satu jam lebih menggunakan perahu ketek.
Menurutnya, harimau tersebut berukuran dua meter lebih. Tapi kurus. Sementara itu, Samsul warga Desa Airbatu mengungkapkan, mereka juga pernah bertemu harimau yang melintas di sana. "Tidak mengganggu dan hanya melintas," kata dia.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi juga telah menurunkan tim untuk memverifikasi fakta dan kondisi lapangan, terkait kejadian ini. (min/rib)