JAMBI-INDPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Selain memiliki kekayaan hasil laut, Kabupaten Tanjab Timur ternyata memiliki hutan mangrove yang asri yang diharapkan bisa menjadi lokasi ekowisata potensial. Hutan mangrove yang rimbun dengan suasana sejuk serta alami bisa dirasakan di Desa Kualalagan, Kecamatan Kualajambi, Kabupaten Tanjab Timur.
Kawasan hutan mangrove yang berada di atas lahan seluas 50 hektare terus dibenahi pengurus desa setempat. Hal ini bertujuan agar lokasi tersebut layak untuk dijadikan destinasi wisata yang mampu memikat pengunjung dari berbagai daerah.
Saat berkunjung ke lokasi ini, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang dapat memanjakan mata, sebab di kawasan hutan mangrove tersebut terdapat berbagai jenis spesies flora dan fauna.
Sekretaris Desa Kualalagan, Amiruddin mengatakan, lahirnya gagasan ekowisata tersebut berkat ide dari mahasiswa KKN bersama pemuda desa setempat beberapa bulan yang lalu.
Selain terbatasnya dana, persoalan yang dihadapi dalam pengembangan lokasi ekowisata adalah akses transportasi. Desa itu berada di tepi laut sehingga ketika air surut, speedboat sulit untuk masuk ke lokasi.
"Untuk mewujudkan ekowisata, mesti ada kesiapan dan partisipasi masyarakat. Kami optimis, kedepannya wisata di mangrove yang ada di desa kami ini bisa dikembangkan sehingga menjadi andalan masyarakat Kabupaten Tanjab Timur, terkhusus desa Kuala lagan," ucapnya.
Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para pengunjung yang mulai berdatangan ke lokasi, untuk saling menjaga kebersihan agar keasrian lokasi ini tetap terjaga.
"Dengan adanya hutan mangrove yang menjadi surga tersembunyi di Kabupaten Tanjab Timur, Anda tidak perlu jauh-jauh pergi keluar Provinsi Jambi jika ingin menikmati semilir angin laut dan nyamannya hutan mangrove. Dengan catatan, kita harus sama-sama menjaga kelestarian dan kebersihan di lokasi ini," harapnya.
Untuk mencapai Kecamatan Kualajambi dari pusat perkantoran Kabupaten Tanjab Timur melalui jalur darat, pengunjung akan menempuh perjalanan sekitar 1 jam menggunakan kendaraan roda empat. Jangan khawatir, selama di perjalanan pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan indah lainnya yang dapat menghilangkan rasa penat selama diperjalanan.
Setibanya di pusat Kecamatan Kualajambi, perjalanan kemudian akan dilanjutkan menggunakan kendaraan roda dua menuju tepian sungai Desa Kualalagan sekitar 5 menit, sebab harus melewati jalan perkampungan padat penduduk. Selanjutnya, perjalanan akan dilanjutkan menggunakan perahu pompong atau kendaraan transportasi air tradisional sekitar 10 menit menuju lokasi kawasan hutan mangrove tersebut.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan mengembangkan lagi lokasi ini agar lebih menarik minat pengunjung. Saat ini bangunan yang ada di lokasi mangrove ini masih belum maksimal dan masih alakadarnya. Akan tetapi sudah bisa menjadi saya tarik tersendiri," tandasnya.(pan/ira)