JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Emas melemah 1 persen, Kamis, tertekan kenaikan imbal hasil US Treasury dan selera untuk aset berisiko, karena investor terus memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat dari perkiraan.
Harga emas di pasar spot turun 0,9 persen menjadi USD1.751,56 per ounce pada pukul 01.11 WIB, dan emas berjangka Amerika Serikat ditutup anjlok 1,6 persen menjadi USD1.749,80 per ounce, demikian mengutip laporan Reuters, Kamis (23/9/2021) atau Jumat (24/9/2021) dini hari WIB.
“Kita melihat imbal hasil naik, terutama suku bunga riil, dan itu menyeret emas lebih rendah,” kata analis TD Securities, Daniel Ghali.
Trend pergerakan harga emas (TradingView)
Rabu, Federal Reserve mengatakan kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi secepatnya setelah November, dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga akan mengikuti lebih cepat dari ekspektasi.
Kenaikan suku bunga The Fed akan meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang tidak memberikan bunga.
Komentar The Fed melebihi kemungkinan dukungan dari kenaikan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan Amerika, dan kini, jalur resistance bagi emas adalah turun, kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Juga menekan aset safe-haven tersebut, ekuitas global menguat, dibantu oleh memudarnya kekhawatiran atas potensi default raksasa pengembang properti China, Evergrande.
Emas mendapat sedikit dukungan dari penurunan dolar, yang biasanya mendorong permintaan bullion karena membuat logam kuning itu lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lain, dan bersaing dengan logam mulia itu sebagai aset safe-haven.
Platinum bergerak 0,1 persen lebih rendah menjadi USD996,30 per ounce, sementara palladium merosot 1,5 persen menjadi USD1.992,98 per ounce, setelah mencatat kenaikan selama dua sesi. Perak turun 0,2 persen menjadi USD22,62 per ounce. (git/fin)
Sentimen The Fed Bikin Harga Emas Terkoreksi 1 Persen
Jumat 24-09-2021,08:26 WIB
Kategori :