SAROLANGUN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabuputen Sarolangun, mengungkapkan bahwa, data keluarga yang berisiko stunting cukup tinggi yakni 74.860 KK dengan persentase 55 persen.
Kepala DPPKB Sarolangun, Linda mengatakan, data tersebut bersumber dari pendataan 21 atau PK 21, telah dilakukan oleh para kader di lapangan.
Pendataan dilakukan sesuai dengan instruksi dari BKKBN. Periode pendataan tersebut dari Januari 2021 hingga September 2021.
"Kalau cerita stunting itu lebih ke Dinas Kesehatan sebenarnya, tapi kalau untuk ke DPPKB itu stunting keluarga yang beresiko jadi dia bukan stunting, cuma baru beresiko," katanya, Senin (14/3) kemarin. (bam)