Tuai Polemik, BPJPH Beberkan Alasan Bentuk Logo Halal Indonesia yang Baru

Selasa 15-03-2022,12:13 WIB
Editor : RIZAL ZEBUA/JAMBI INDEPENDENT

Karena itu, kata Mastuki, baik batik maupun wayang merupakan representasi budaya Indonesia yang bersumber dari tradisi, persilangan budaya, dan hasil peradaban yang berkembang di wilayah nusantara.

Baca Juga: Putin: Jika Tak Bisa Anggap Rusia Sahabat atau Sekutu, Mengapa Kami Dianggap Musuh?

BACA JUGA : Gara-Gara Truk Bertonase Besar, Jalan Paal 27 Petaling Digenangi Air

Kedua, penetapan label halal Indonesia dilakukan melalui riset yang cukup lama dan melibatkan ahli.

Wastuki mengatakan BPJPH tidak serta merta menetapkan label halal ini hanya pada satu pertimbangan.

Pertimbangan besarnya adalah bagaimana label yang akan menjadi brand untuk produk yang beredar di Indonesia maupun luar megeri dan bersertifikat halal itu memiliki makna, diferensiasi, konsistensi, dan distingsi (keberbedaan).

Distingsi ini terang Mastuki, bukan asal berbeda, tetapi keberbedaan yang menjadi ciri khas dari Indonesia, sekaligus menghubungkan antara keindonesian dan keislaman.

Baca Juga: Wali Kota Jambi Syarif Fasha: OPD di Pemkot Jambi Tak Optimal

Baca Juga: Mantan Wapres Jusuf Kalla Datang ke Jambi, Ini Tujuannya

"Keduanya sudah menyatu dalam peradaban kita beratus tahun, sehingga penggunaan elemen bentuk, elemen warna dari budaya yang berkembang di Indonesia sangat sah dan bisa dipertanggungjawabkan,” paparnya.

Dia menjelaskan ramuan dari berbagai elemen bentuk, corak, dan warna itulah yang menjadi dasar desain label halal.

Ditambah dengan studi elemen visual bentuk logo atau label yang digunakan Badan atau Lembaga Sertifikasi Halal seluruh dunia.

Mastuki menyebutkan ada 12 opsi/alternatif desain label halal yang disodorkan ke BPJPH dengan berbagai bentuk yang sangat kaya merepresentasikan kekayaan budaya Islam dan Indonesia.

BACA JUGA : Gara-Gara Truk Bertonase Besar, Jalan Paal 27 Petaling Digenangi Air

BACA JUGA : Kejar Tuan Rumah PON, Jambi Percepat Pembangunan Sport Center

Ketiga, gunungan wayang, tidak hanya digunakan di Jawa.

Tags :
Kategori :

Terkait