JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri menyampaikan bahwa melalui Kurikulum Prototipe diusung untuk mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa.
Selain itu, juga dapat memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Penerapan Kurikulum Prototipe tidak akan diwajibkan oleh pemerintah kepada sekolah, melainkan ditawarkan sebagai opsi atau pilihan.
“Bukan sekadar menjadi kebijakan yang wajib dilaksanakan. Yang terpenting adalah menjadi sebuah gerakan perubahan, paradigma baru pendidikan, di mana kita lebih berfokus pada kebutuhan anak dalam pembelajaran,” ujar dia dikutip, Minggu (9/1).
Kurikulum Prototipe akan mulai ditawarkan secara lebih masif pada tahun 2022 hingga 2024. Kemendikbudristek akan memberikan bimbingan intensif mengenai Kurikulum Prototipe kepada sekolah dan dinas pendidikan melalui unit di pusat dan di daerah.
“Bapak dan Ibu guru diberikan kesempatan untuk terlibat aktif di dalam memberikan masukan kepada kita terkait penerapan Kurikulum Prototipe selama dua tahun ke depan,” imbuhnya.
Penerapan Kurikulum Prototipe, jelas Zulfikri menjadi strategi percepatan pemulihan pendidikan dan memitigasi kehilangan pembelajaran akibat pandemi. Hal tersebut tercermin dalam karakteristik Kurikulum Prototipe, yaitu yang pertama adalah fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
“Kita menyadari bahwa dunia pendidikan belum sepenuhnya memberikan layanan kepada anak. Anak belum mendapatkan cukup ruang untuk mengeksplorasi kemampuan mereka, minat mereka, dan pilihan-pilihan gaya belajar misalnya,” terangnya.
Kemudian yang kedua adalah fokus pada materi esensial sehingga guru punya cukup waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. “Materi yang padat itu cenderung membuat guru menceramahi anak tentang materi yang ada, dari awal sampai akhir, kemudian mengejar target kompentensi, sehingga tidak sempat mengecek apakah anak sudah paham atau tidak,” ungkapnya.
Yang ketiga, Kurikulum Prototipe akan mendorong pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan keterampilan nonteknis (soft skills) dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
“Yaitu keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas,” pungkas dia.(sumeks.co)