JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KAZAKHSTAN – Kazakhstan saat ini sedang berada di bawah status darurat nasional, karena aksi protes terhadap kenaikan harga bahan bakar, berkembang jadi gelombang kekerasan. Kerusuhan kazakhstan berpusat di Kota Almaty, dan dikota tersebut terdapat sejumlah WNI.
Duta Besar RI untuk Kazakhstan Fadjroel Rahman mengungkapkan pihaknya terus memantau kondisi WNI, baik yang berada di pusat kerusuhan kota Almaty maupun yang berada di seluruh Kazakhstan.
Saat ini FAdjroel masih mengamati perkembangan situasi yang terjadi, dan mencoba menyusun langkah-langkah untuk antisipasi melindungi WNI, apabila ada yang membahayakan.
Menurut Fadjroel, sejauh ini Kota Almaty masih jadi pusat kerusuhan. Pihaknya mencatat ada 16 WNI tinggal di kota terbesar Kazakhstan itu dan wilayah sekitarnya.
“Sejauh ini seluruh WNI di Almaty dan seluruh penjuru Kazakhstan dalam kondisi baik,” kata Fadjroel.
Menurut mantan juru bicara kepresidenan itu, total ada 140 WNI di Kazakhstan. Populasi WNI paling besar ada di Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan.
Untuk memudahkan komunikasi, pihak KBRI telah mengumpulkan semua WNI dalam satu grup di aplikasi pesan singkat. Selain itu, KBRI telah menunjuk beberapa WNI untuk berperan sebagai koordinator di wilayah tinggal mereka masing-masing.
“Kami selalu mengingatkan apa yang harus dilakukan dan kami meminta kalau ada info-info penting tolong dibagikan kepada sesama WNI dan KBRI sehingga kami bisa sejak awal mengukur risikonya dan juga memitigasi terhadap risiko yang mungkin terjadi,” ucapnya.
Fadjroel pun menegaskan komitmen KBRI Nur-Sultan untuk melayani kebutuhan para WNI yang berada di Kazakhstan.
“Tentunya kami menyiapkan diri, dari keadaan yang baik sampai kalau terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gelombang kekerasan yang terjadi beberapa waktu terakhir oleh pemerintah dicap sebagai upaya pemberontakan.
Situasi diperkirakan bakal memburuk setelah Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta dukungan militer Rusia.
Dia juga memerintahkan aparat keamanan untuk menghabisi sekitar 20 ribu perusuh yang dia tuding sebagai teroris peliharaan asing. (jabarekspres.com)