600 Usaha di Pasar Tutup

Selasa 24-08-2021,08:18 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Ada suasana yang berbeda di Kecamatan Pasar, Senin (23/8), pasca diberlakukannya pengetatan dan penyekatan PPKM level IV di Kota Jambi. Kawasan yang biasanya ramai, kemarin lengang.

Pantauan di beberapa titik, tampak toko-toko elektronik, toko pakaian, toko emas tutup total. Hanya terlihat toko makanan, ataupun sembako saja yang buka.

Seperti di Jalan Dr Sam Ratulangi, atau kawasan depan Hotel Duta. Toko-toko eletronik yang biasanya ramai dan kotak-kotak berjejer di depan toko, tampak sepi. Hanya ada beberapa kendaraan saja yang terlihat parkir dan lalu lalang.

Hal serupa juga terlihat di kawasan Simpang Bata, kawasan Istana Anak-Anak, Gang Siku, Masjid Raya Magat Sari dan lainnya. Biasanya ramai akan masyarakat yang berbelanja dan pedagang yang berjualan, kemarin tampak sepi.

Bahkan, sejumlah kawasan ruko yang berjualan handphone dan lainnya di Jalan Gator Subroto, atau di kawasan eks Novita Hotel juga tutup, terpantau dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di depan SMPN 2 Kota Jambi.

Camat Pasar, Mursida mengatakan, memang sesuai instruksi yang ada, pelaku-pelaku usaha yang dimaksud wajib tutup. Terkecuali pelaku usaha makanan dan sembako.

“Total ada sekitar 600 toko atau pelaku usaha yang tutup. Sesuai jadwal, ini dilakukan selama 1 minggu,” jelas Mursida. Tak hanya menutup, pihaknya juga turut menyalurkan sambako.

Ada sekitar 2.183 sembako yang disalurkan bagi pekera yang terdampak. Disinggung apakah ada protes dari mereka, kata dia itu adalah hal yang biasa. “Tentu ada riak-riak kecil, biasa itu. Tapi Alhamdulillah, semua sudah mengikutinya. Ini kita lakukan juga untuk memutus mata rantai penyaluran Covid-19. Saya harap semua dapat mendukung ini,” tukasnya.

Belum Dapat Bansos

Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan bantuan. Padahal mereka terdampak pengetatan tersebut. Seperti Dewi (34), warga Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar.

Ia sudah ke Kantor Lurah Beringin dengan harapan dapat bantuan. Namun, sesampai di sana, justru disuruh datang ke Kantor Lurah Sungai Asam. Padahal, toko baju tempat dia bekerja ditutup selama pengetatan PPKM level 4.

"Saya sudah pergi ke sana, katanya kalau untuk pedagang ke Lurah Sungai Asam. Tapi di situ habis. Jadi, coba ke sini (Kelurahan Beringin, red). Saya bersama keluarga tidak terdaftar dalam program bantuan dari pemerintah pusat. Makanya, saya merasa layak dapat bantuan sembako," ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan Ana (45), warga RT 3, Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan. Dirinya mendatangi posko itu dalam rangka menagih bantuan sembako.

Sejak pandemi Covid-19, kata Ana, dia tidak pernah mendapatkan bantuan sembako. Padahal, dia tidak terdaftar penerima bantuan rutin dari pemerintah pusat, seperti program PKH, BST, BPNT dan sebagainya.

"Dari dulu atau sejak pandemi Covid-19 tidak pernah dapat bantuan. Bantuan dari pemerintah terpusat tidak pernah. Kiri-kanan tetangga dapat bantuan, tapi saya tak pernah dapat. Suami saya bekerja sebagai tukang bangunan. Tidak bisa bekerja selama PPKM level 4 berlangsung," jelasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait