Intip Keseruan Balap Perahu di Sungai Telukdawan, Arenanya Merupakan Habitat Buaya Muara
Suasana lomba balap perahu di Sungai Telukdawan, yang merupakan habitas asli buaya muara.-pan-
MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sempat vakum sekitar 2 tahun belakangan ini, masyarakat di Kelurahan Telukdawan, Kecamatan Muarasabak Barat kembali menggelar perlombaan balap perahu tradisional dalam memeriahkan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Meski terkenal dengan habitat asli buaya muara, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat para peserta lomba yang mayoritas warga asli setempat untuk mengikuti perlombaan yang dilaksanakan di atas sungai Telukdawan.
Keseruan dan antusias dari masyarakat sekitar serta pengunjung dari berbagai tempat lainnya tampak tumpah ruah di lokasi ini.
Tarmizi, warga setempat mengatakan, dirinya sudah sangat merindukan kegiatan seperti ini hadir kembali di daerahnya setelah beberapa tahun belakangan tidak bisa digelar karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Memang balap perahu ini beda dari balap perahu pada umumnya yang makai seragam khusus dan ada perahu dengan bentuk yang menarik, bukan perahu biasa seperti yang dipakai saat ini. Tapi itu sudah bisa mengobati rindu kami dengan tradisi lama yang selalu digelar setiap lebaran di tempat kami ini," ucapnya.
Sementara itu, Nizam salah seorang warga yang datang untuk menyaksikan lomba perahu tradisional ini menuturkan, dirinya sangat senang bisa berlebaran ke rumah kerabat di wilayah tersebut sambil menyaksikan adanya lomba perahu ini.
"Lomba perahu ini kan diadakan pas di hari raya Idul Fitri, jadi bisa sekaligus sebagai ajang silahturahmi dengan teman atau kerabat yang tinggal di wilayah ini," tuturnya.
Masih dilokasi yang sama, Aris selaku ketua pemuda setempat menjelaskan, lomba balap perahu tradisional yang digelar sejak tanggal 4 hingga 6 Mei 2022 ini digagas oleh pemuda setempat sebagai bentuk solidaritas dan ajang silaturahmi serta untuk hiburan bagi masyarakat yang datang berlebaran ke rumah warga setempat.
"Tujuan dari perlombaan ini bukan ajang untuk saling bermusuhan dan mencari siapa yang terbaik, akan tetapi untuk membangkitkan semangat dari masyarakat atas tradisi yang sempat ditiadakan selama 2 tahun belakangan akibat adanya pandemi Covid-19," jelasnya.
Dirinya juga menambahkan, pada perlombaan balap perahu tahun ini, diikuti oleh 18 tim, dimana dalam satu timnya terdiri dari 5 orang peserta dan perlombaan ini menggunakan sistem gugur.
"Jika dibandingkan dengan terakhir kali perlombaan ini dilaksanakan, di tahun ini pesertanya lebih banyak. Mungkin karena masyarakat sudah rindu dengan tradisi kampung yang biasanya rutin dilaksanakan," tambahnya.
Saat perlombaan ini digelar, pengamanan dan pengawasan ketat selalu berikan oleh petugas berwajib guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti adanya ancaman hewan buas penghuni sungai Telukdawan ini dan juga untuk mengantisipasi adanya warga atau peserta lomba yang terjatuh ke sungai. (pan/zen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: