Survive dan Pulih Kembali, Tips-tips Perawatan Anabul dengan Panleukimia di Rumah
Tips-tips Perawatan Anabul dengan Panleukimia di Rumah -Jennifer Agustia/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - 18 Juli 2022, melalui testkit FPV, (rapid test untuk memastikan Anabul positif Panleukimia atau tidak), Boba dinyatakan positif Panleukimia. Dia sudah sangat lemas, susah bergerak, suaranya parau, nyaris tak terdengar. Di klinik hewan, di kawasan Jelutung, Boba dinyatakan bisa bertahan, bisa juga tidak.
Hingga saat ini, Panleukimia yang merupakan virus paling mematikan untuk Anabul, belum ada obatnya. Yang menentukan Anabul bisa bertahan dari Panleukimia, adalah daya tahan tubuhnya. Daya tahan tubuh itu sendiri, bisa terbentuk dengan pemberian vaksin.
Tapi sayangnya, Anabul saya, Boba belum divaksin. Harapan untuk bertahan, tentu lebih tipis. Namun, sebuah pernyataan dari dokter hewan di sana masih menguatkan. Yaitu, Boba bisa bertahan, jika dia mau makan dan nutrisinya terpenuhi.
Kucing dengan Panleukimia, akan terserang penurunan nafsu makan secara drastis. Itulah yang terjadi pada Boba. Berat badannya saja, turun hampir 1 Kg.
BACA JUGA:Perkuat Sistem Keamanan, PLN UPDK Jambi dan Brimob Polda Jambi Laksanakan Simulasi Teror Bom
BACA JUGA:Longsor di Birun Kabupaten Merangin, Jalan Kerinci-Bangko Putus
Pada saat itu, saya meminta kepala klinik, agar Boba dirawat inap saja. Namun, klinik menyarankan agar Boba dirawat di rumah.
Karena di klinik itu, ada empat kucing dengan Panleukimia, yang juga sedang dirawat, dengan kondisi yang jauh lebih parah dari pada Boba.
Mereka sudah tidak bisa bergerak, tidak bisa menelan makanan meski sudah disuntikan menggunakan spet, kotorannya sudah bercampur darah, dan ketergantungan pada infus.
Mau tidak mau, Boba harus dirawat di rumah. Saya baru pertama kali merawat kucing dengan Panleukimia. Wajar saja, panik dan khawatir luar biasa. Apalagi, di rumah ada 11 Anabul lagi, yang berpotensi tertular virus itu.
BACA JUGA:Resmi! Kapolda Jambi Mutasi Kapolsek Kota Baru, Ini Jabatan Barunya
BACA JUGA:Warga Kota Jambi Ini Didenda Rp 5 Juta, Gara-Gara Buang Sampah Sembarangan, Begini Kronologisnya
"Boba sebaiknya dirawat di rumah, takutnya nanti tertular yang lebih parah di sini," ujar salah satu dokter.
Yup, Boba akhirnya saya bawa pulang. Syaratnya, dia harus diisolasi. Dipisahkan ruangan dari kucing-kucing lainnya. Rumah harus disterilkan, dengan cara dipel dan disemprot disinfektan.
Setiap sudut rumah, tidak boleh tertinggal. Harus steril. Saya harus menyanggupi itu.
Setiba di rumah, saya tak membiarkan Anabul saya yang lain mendekati dan menyapa Boba. Mereka protes, heboh, demikian juga Boba. Rumah langsung saya sterilkan.
BACA JUGA:Gagal ke Semifinal Japan Open 2022, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Keok oleh Raksasa China
BACA JUGA:Air Tak Mengalir ke Pelanggan, SPAM IKK Kecamatan Muara Sabak Timur Butuh Genset dan Peremajaan Sarpras
Boba tidak terbiasa dikurung sendiri. Dia terbiasa ramai. Tapi harus, agar penyembuhan bisa dilakukan.
Sebulan lamanya Boba diisolasi, dikurung di dalam kamar sendiri. Awalnya, dia gelisah, mengeong tak henti-hentinya. Tiga kali sehari, saya masuk ke kamar Boba.
Menyuapinya makanan khusus untuk pengobatan, RC Recovery. Kemudian memastikan boks pasirnya selalu bersih, tidak ada kotoran menumpuk.
Minggu pertama, Boba tak mau makan. RC Recovery tak disentuh. Saya harus memaksa makanan itu masuk ke dalam perutnya. Disuntikan menggunakan spet tanpa jarum, adalah jalan satu-satunya. Tak ada jalan lain, selain Boba harus makan. Dan tentunya minum obat yang diberikan klinik hewan.
BACA JUGA:Belum 24 Jam, Geng Motor yang Beraksi di Depan SMP 7 Mendalo Darat Ditangkap, Masih Bocah
BACA JUGA:Terekam CCTV, Bharada E Dipanggil Ferdy Sambo Lalu Lakukan Hal Ini
Minggu pertama, makan harus disuntikkan. Minggu kedua, Boba mau makan sendiri, tapi hanya RC Recovery. Sementara makanan lain, tetap harus disuntikkan.
Saya juga rutin bermain dan menemani Boba selama satu jam setiap kunjungan ke kamarnya. Agar, Boba tidak merasa kesepian dan stres.
Minggu ketika, kotoran Boba mulai padat. Makannya mulai normal, tanpa disuntikkan. Memasuki Minggu keempat, Boba sudah mulai mau makan sendiri, dengan porsi yang banyak. Dia sudah pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: