Tragedi Kanjuruhan, Kapolres Malang Dimutasi, 9 Komandan Brimob Dicopot
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo-Ist/jambi-independent -
"Bisa berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, dan sesak napas," lanjut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu mengatakan gas air mata pada keadaan tertentu bisa memunculkan gawat napas atau respiratory distress.
BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Tanjab Timur, Satu Orang Penumpang Sepeda Motor Meninggal Dunia
BACA JUGA:Inflasi Jambi Naik Lagi, Wakil Wali Kota Jambi Maulana Ajak Beli Beras Lokal
Dia, bahkan mengatakan orang yang mimiliki asma dan terpapar gas air mata bisa mengakibatkan serangan napas akut.
"Serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujun gagal napas atau respiratory failure," ujar Tjandra.
Lebih lanjut, Tjandra membeberkan seorang yang terpapar gas air mata bisa saja mengalami rasa terbakar di mata, mulut, dan hidung. Selain itu, bisa berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan.
"Kemudian, dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," kata Tjandra.
BACA JUGA:Inflasi Jambi Naik Lagi, Noviardi: Fokus Saja ke Sektor Pertanian dan Industri
Tjandra juga menyebut dampak utama gas air mata biasanya segera timbul, dan pada keadaan tertentu bisa mengakibatkan kronik berkepanjangan.
"Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi, dan apalagi kalau di ruangan tertutup," kata Tjandra.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata terpaksa dilakukan karena guna mencegah tindakan anarkistis suporter Arema yang membahayakan keselamatan pemain dan ofisial.
"Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkistis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tutur perwira bintang dua itu.
BACA JUGA:Ini Tanggapan Jokowi soal Anies Baswedan jadi Capres dari Nasdem
BACA JUGA:BPS : Inflasi September 2022 Tertinggi Sejak Desember 2014
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com