Kejadian Langka, Heboh Hujan Es Mengguyur Jabodetabek, Ini Penjelasan BMKG

Kejadian Langka, Heboh Hujan Es Mengguyur Jabodetabek, Ini Penjelasan BMKG

Heboh hujan es mengguyur Jabodetabek-Ilustrasi es batu-Freepik-

"Partikel es dan partikel air super dingin akan bercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft hingga membentuk butiran es yang semakin membesar," jelas Hary.

'Ketika butiran es sudah terlalu besar, maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkatnya sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es," tambahnya.

BACA JUGA:Unik, Sejarah Suku dan Marga di Sumatera Selatan

BACA JUGA:5 Tempat Makan Bakso Enak di Kota Jambi, Populer dan Terfavorit

Kemudian awan Cb juga dapat terbentuk karena adanya lapisan tingkat pembekuan atau freezing level yang lebih rendah dari ketinggian normalnya.

Freezing level ini merupakan lapisan pada ketinggian tertentu di permukaan bumi yang suhu udaranya bernilai nol derajat celcius.

"Pada fenomena hujan es, lapisan tingkat pembekuan atau freezing level mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya. Hal inilah menyebabkan butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna," terangnya.

"Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es. Di Indonesia umumnya lapisan tingkat pembekuan berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km di atas permukaan laut," lanjutnya.

BACA JUGA:Penting, Ini Tips Perawatan Rem pada Sepeda Motor Honda

BACA JUGA:Wow...Ternyata Segini Total Hadiah Piala Dunia Qatar 2022, Ini Rinciannya...

Hary menuturkan hujan es bersifat sangat lokal dan biasanya berlangsung kurang dari 10 menit dengan luasan wilayah 5 hingga 10 kilometer.

Hujan es ini diketahui lebih sering terjadi pada musim peralihan atau pancaroba dan sering terjadi antara siang dan sore hari.

"Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 30 menit hingga satu jam sebelum kejadian. Jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen," tukasnya. (M. Ichsan/disway.id)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id