Diary Kasih untuk Laily

Diary Kasih untuk Laily

Ilustrasi pasangan-Pixabay/jambi-independent.co.id-Pixabay.com

Aku melihat Dika yang selalu tegar kali ini terlihat demikian sedih dan terpuruk. "Maafkan aku Dika" gumamku dengan sedih dalam hati. 

Tiba-tiba pandanganku nanar, aku merasakan dunia berputar hebat. 

BACA JUGA:Bejat! Ayah di Bungo Cabuli Anak Tiri Hingga Hamil 6 Bulan, Ditangkap Polisi Kabur ke Hutan 

BACA JUGA:Ketahuan Punya Istri Simpanan, Kompol Dwi Yanuar Dimutasi ke Yanma Polda Metro Jaya

"Laily" aku mendengar sayup-sayup suara Dika memanggilku, perlahan kubuka mataku dan ternyata aku telah berada di Rumah Sakit, di samping tempat tidurku kulihat Dika tertidur sambil menggenggam tanganku. 

Dengan cepat aku melepaskan pegangan tangannya. Dika tersentak, raut wajahnya seolah menyirat rasa sesal yang dalam

Dengan lembut kusentuh pipi Dika. Dia menatapku sembari berbisik "berhentilah menanam dendam dihatimu Laily. Karena itu akan menutup hatimu dari kenyataan yang sebenarnya. Rasa dendam akan menyakiti dirimu sendiri" lirih Dika. 

"Ketahuilah Laily aku mencintaimu dulu dan sekarang". "Hah?" Ekspresi keterkejutan menghiasi wajahku. 

BACA JUGA:Kapan Fakultas Kedokteran UIN STS Jambi Dibuka? Ini Penjelasan Rektor 

BACA JUGA:Irjen Teddy Minahasa Jalani Sidang Perdana, Polisi Lakukan Penjagaan Ketat

Dika tersenyum seolah mengerti akan ribuan perasaan yang mengelajut" Laily andai Sudi terimalah aku kembali, kita mulai semuanya dari awal. Apapun yang terjadi dimasa lalu biarlah menjadi masa lalu. Ikatan antara kita adalah ikatan masa sekarang bukan masa lalu". 

"Apa kamu yakin aku akan menerimamu kembali Dika? apakah memang pernah ada masa  lalu antara kita?" Tanyaku dengan lugu.

Dika mengulurkan tangannya kepuncak kepalaku  dan mengacak-acak rambut ku.

“Laily ada yang ingin aku berikan padamu, titipan seseorang yang pastinya kau kenal”.

BACA JUGA:Segera Cek SSCASN..! Hari Ini Pengumuman Guru Honorer yang Lulus PPPK 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: