Adipura Hadir Kembali di Kota Jambi

Adipura Hadir Kembali di Kota Jambi

Adipura Hadir Kembali di Kota Jambi--

BACA JUGA:MMKSI Raih Capaian Positif di Ajang IIMS 2023

BACA JUGA:Selama 2023, Polsek Danau Teluk Tangani 6 Kasus Ini

Setiba dari Jakarta, Piala Adipura yang dibawa oleh Wakil Wali Kota Jambi Dr. dr. H. Maulana, MKM. di Kota Jambi, Rabu (1/3), langsung diarak menuju Balaikota Jambi. Kedatangan Wawako Maulana dibandara langsung disambut oleh jajaran Pemkot Jambi bersama Anggota DPRD Kota Jambi dan masyarakat Kota Jambi. Piala Adipura tersebut akan diarak kembali keliling Kota Jambi pada Jumat mendatang.

Kota Jambi telah mengimplementasikan rencana aksi Pemerintah Indonesia untuk pencapaian Zero Waste, Zero Emission dari subsektor sampah. Aksi nyata itu tampak dari sistem pengelolaan sampah di Kota Jambi telah mengimplementasikan metode pengelolaan controlled/sanitary landfill. Kota Jambi juga saat ini telah memiliki TPA terbaru yang berlokasi di Talang Gulo dengan mengaplikasikan konsep Waste to Energy atau pemanfaatan sampah menjadi energi (menggunakan teknologi Emission Reduction in Cities (ERiC) Programme Solid Waste Management dengan sistem Sanitary Landfill). TPA ini merupakan bantuan Pemerintah Jerman melalui German Federal Government (KfW/Kreditanstalt für Wiederaufbau). Selain itu juga, Pemkot Jambi memperoleh bantuan UNESCAP untuk pembangunan Integrated Resource Recovery Center (IRRC), bertempat di Pasar Talang Banjar, yang mengolah sampah organik hasil pembuangan Pasar Talang Banjar menjadi sumber energi ramah lingkungan.

Wali Kota Jambi Syarif Fasha menjelaskan bahwa dalam upaya pengelolaan sampah, Kota Jambi memiliki beberapa inisiatif kegiatan yang pro lingkungan seperti, aturan larangan membakar sampah rumah tangga secara terbuka, memilah atau memisahkan sampah dari sumbernya, mengubah sampah organik di Pasar Talang Banjar menjadi gas metan bagi 100 rumah tangga di sekitar Pasar Talang Banjar untuk aktivitas memasak, menghasilkan listrik dari biogas (limbah menjadi energi) di Pasar Talang Banjar

"Kami memiliki TPA Talang Gulo Lama seluas 10 Ha dan mengubah gas metan di TPA menjadi gas untuk memasak yang didistribusikannya ke penduduk sekitar TPA secara gratis. Untuk TPA Talang Gulo yang baru dengan sistem sanitary landfill, kami melakukan pemilahan sampah anorganik kapasitas 35 ton/hari, pengolahan kompos kapasitas 15 ton/hari. Kami juga terus menambah luasan ruang terbuka hijau publik (RTH), dari yang saat ini sebesar 10,74% menjadi 20% dari total luas wilayah kota. Untuk energi bersih, Kota Jambi telah dialiri jaringan perpipaan gas perkotaan. Untuk sektor transportasi, kami telah menginisiasi transportasi massal ramah lingkungan, uji emisi berkala kendaraan, pembangunan jalur khusus sepeda, dan program CFD/CFN diakhir pekan," sebut Fasha.

BACA JUGA:Kejar Mimpi di Dunia Balap, Puluhan Pebalap Muda Ikuti Seleksi Astra Honda Racing School

BACA JUGA:Mohon Doa, Mantan Sekda Kota Jambi Asnawi AB Dirawat di RS Islam Arafah Jambi

Tambah Fasha, Kota Jambi telah menginisiasi gerakan "Kota Jambi Say No to Plastic Bag" dan "Diet Kantong Plastik" sejak tahun 2018, ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Wali Kota Jambi Nomor 61 Tahun 2018  tentang Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik. Kebijakan ini terbukti sukses dalam mengurangi timbulan sampah di Kota Jambi setiap tahunnya. Pada tahun 2020 persentase pengurangan di Kota Jambi sebesar 15,24%, tahun 2021 sebesar 22,01% dan tahun 2022 sebesar 22,45%. Efektivitas penanganan sampah selama periode tahun 2020 s.d. 2022 konsisten diangka 75% dengan persentase sampah yang dikelola sebesar 97,27%.

Fasha juga mengutarakan bahwa kunci utama pembangunan lingkungan yang berkelanjutan adalah dengan kolaborasi kerjasama dari semua pihak tanpa terkecuali. 

"Mari terus gelorakan semangat untuk jaga kelestarian bumi dan lingkungan disekitar kita. Tentu saja kami tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi isu lingkungan. Kolaborasi memegang peranan penting dalam hal ini, baik kolaborasi dengan stake holder, maupun masyarakat itu sendiri. Walaupun tidak memiliki dana yang cukup banyak, namun kami percaya kekuatan kerjasama dan partisipasi masyarakat, "gotong royong" adalah kekuatan besar dalam pembangunan berkelanjutan bagi kota tangguh. Bersama kita bisa," pungkas Fasha.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: