5 Makanan Ini Dapat Memperpanjang Hidup dan Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
Mengkonsumsi makanan sehat-Pexels/jambi-independent.co.id-Pexels.com
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dalam sebuah studi baru mengutip dari Healthline, para peneliti menggunakan alat yang disebut Planetary Health Diet Index (PHDI) untuk menguji ketahanan hidup manusia dari makanan.
Alat tersebut telah meninjau makanan dan dampaknya terhadap manusia serta lingkungan.
Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi pola makan yang lebih ramah lingkungan memiliki kemungkinan 25 persen lebih kecil untuk meninggal dalam periode 30 tahun.
Dibandingkan dengan mereka yang mengikuti pola makan yang kurang sehat dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Hati-hati, Kenali Gejala DBD yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Minum Es Teh Setelah Makan Berbahaya untuk Kesehatan?
“Indeks diet ini akan membantu petugas kesehatan masyarakat memahami kesehatan dan keberlanjutan diet populasi mereka saat ini dan berfungsi sebagai indikator efek intervensi diet,” kata penulis studi Linh Bui, kandidat PhD di Departemen Nutrisi di Harvard T.H. Sekolah kesehatan Masyarakat Chan.
“Selain itu, pembuat kebijakan dapat menggunakan bukti tersebut untuk membuat keputusan tentang memprioritaskan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan PHDI untuk mencapai tujuan netralitas karbon global pada tahun 2050,"lanjutnya.
Tim risetnya mengidentifikasi lima makanan utama yang berdampak positif bagi kesehatan manusia dan dapat meningkatkan umur.
Diantaranya yakni seperti makanan dari biji-bijian utuh, buah, sayuran ( kembang kol, brokoli, jamur, dan tomat), minyak tak jenuh (yaitu, minyak zaitun, kacang, kenari, bunga matahari, rapeseed, dan jagung) makanan yang mengandung lemak nabati.
BACA JUGA:5 Ide Menu Makanan untuk Anak Usia 3 Tahun, Menarik dan Bergizi untuk Pertumbuhan Optimal
BACA JUGA:7 Vitamin untuk Mengatasi Kecemasan, Mendukung Kesehatan Mental dengan Nutrisi yang Tepat
“Makanan nabati yang sehat ini dikaitkan dengan risiko penyakit kronis yang rendah, seperti penyakit jantung koroner, kanker kolorektal, diabetes, stroke, dan kematian total, serta dampak rendah terhadap lingkungan, seperti penggunaan air, pengasaman, eutrofikasi, penggunaan lahan, emisi gas rumah kaca,” kata Lui.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: