Kisah Wenny Ira Reverawati, Angkat Kesetaraan Gender di Penyengat Olak Lewat Daur Ulang Sampah
Wenny Ira Reverawati di kediaman orang tuanya, di Kabupaten Merangin.-ist/jambi-independent.co.id-instagram @perempuanmelawan_2023
BACA JUGA:Terlibat Asmara Hingga Menghamili Bendahara Desanya, Kepala Desa dan Bendahara di Tebo Dinonaktifkan
BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Gelar Senam Bersama di Lapangan Garuda Desa Sebapo
"Pada 2017 mereka mulai bisa mengembangkan sendiri," kenang Wenny. Akhirnya, para perempuan di sekolah bank sampah itu pun menemukan ritmenya. Mereka pun fokus mendaur ulang sampah plastik dan kertas koran.
Kertas koran, potongan-potongan maupun, botol maupun gelas plastik, didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Seperti vas bunga, kotak pensil, kotak tisu, dan lainnya.
Usaha mereka ini ternyata tak sia-sia. Produksi mereka yang merupakan hasil dari daur ulang sampah, bahkan sudah pernah dipamerkan.
Kegiatan positif Wenny dan perempuan di Penyengat Olak ini, ternyata juga mendapat dukungan dari pemerintah desa.
BACA JUGA:Warga Tiga Desa di Muaro Jambi Blokir Jalan, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Tips Menghindari Perangkap Pinjol bagi Mahasiswa
Wenny dan timnya sukses mendapatkan legalitas, berupa Surat Keputusan Pembentukan Sekolah Bank Sampah Penyengat Olak.
"Kegiatan mereka artinya sudah masuk dalam anggaran desa," kata Wenny. Itu artinya, Sekolah Bank Sampah Perempuan Penyengat Olak, sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Tentu saja, itu berati ada dana yang bakal mendukung kegiatan para perempuan hebat di sana.
Upaya Wenny tak hanya sebatas itu saja. Dia belum puas. Perempuan di sana tak boleh hanya memproduksi hasil daur ulang sampah di tingkat desa.
BACA JUGA:Waw, Beberapa Zodiak ini Suka Memberikan Hadiah Mewah saat Temannya Berulang Tahun
BACA JUGA:4 Tips Memilih Skincare Aman untuk Ibu Hamil demi Kecantikan Kulit yang Sehat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: