Cerita Suku Talang Mamak Hadapi Perubahan Iklim

Cerita Suku Talang Mamak Hadapi Perubahan Iklim

Pameran Pewarta Foto Indonesia (PFI), Minggu 27 Agustus 2023-Foto : PFI-Jambi-independent.co.id

Jika iklim berubah pasti produktivitas sialang menurun karena madu berasal dari sari bunga di hutan. Panen buah tahunan seperti durian, jernang, tidak bisa lagi memastikan kapan berbuah karena waktu panen yang bergeser.

 Berbeda dulu mereka dapat memprediksi kapan panen buah tahunan. Lalu hilangnya panen raya yang biasa dirasakan Talang Mamak karena produktivitas buah berkurang. Hasil getah karet dan padi yang menurun karena cuaca dan penyakit padi.

BACA JUGA:Buka Latnis dan Latja Siswa SIP Angkatan 52, Ini Pesan Kapolresta Jambi

BACA JUGA:Untung Terus, 5 Shio Punya Bisnis Sukses, Selalu dapat Keuntungan dan Laba Besar

"Jika hasil panen menurun berdampak juga pada perekonomian dan pendidikan mereka, kalau uang tidak ada, sumberdaya dan apa yang mau dimakan juga berkurang hingga berdampak pada kesehatan mereka juga," tegas Helen.

Banyak dukungan dari berbagai pihak untuk masyarakat adat Talang Mamak di antaranya KKI WARSI dan PT Alam Bukit Tigapuluh (ABT) agar bisa beradaptasi. Di antaranya sosialisasi, membantu komunitas dalam mengakses percepatan pelayanan kesehatan dan pendidikan baik ke pemerintah, non pemerintah, dan kolaborasi.

"Kita juga melakukan pendampingan untuk peningkatan mata pencaharian melalui pelatihan dan studi banding, pemberian bibit agroforest ataupun tanaman muda guna pemenuhan diversifikasi pangan komunitas," sebutnya.

Nety Riana dari PT ABT menyampaikan pihaknya berusaha untuk menjadi solusi untuk masyarakat terutama masyarakat adat Talang Mamak yang kehidupannya bergantung pada hasil hutan.

BACA JUGA:Tuntut Hak Tanah Adat Diambil Perusahaan, SAD Datangi DPRD Batanghari saat Paripurna

BACA JUGA:Lampu Penerangan Bantuan SKK Migas PetroChina di Blok E Kelurahan Pandan Jaya Memberikan Banyak Manfaat

"Misi ABT untuk mengembalikan hutan dan fungsinya seperti dulu, jika hutan yang kita jaga bersama ini bayangkan kesulitan yang dihadapi kawan-kawan Talang Mamak misal jika hutan tidak ada jernang kemudian hilang, sungai berkurang atau banjirnya lebih parah, dan praktik ladang berpindah akan sulit dilakukan, dan ini tidak hanya mengancam kawan-kawan yang tinggal di dalam kawasan hutan tetapi juga kita yang tinggal jauh dari daerah hutan," ujarnya.

Nety mengatakan PT ABT sebagai perusahaan yang mengelola ekosistem Bukit Tigapuluh berusaha membantu komunitas yang tinggal di dalam kawasan hutan. Ada sejumlah layanan disediakan seperti layanan kesehatan tiap bulan, pengobatan gratis, sosialisasi PHBS dan layanan lainnya. 

PT ABT juga memberi bantuan berupa renovasi sekolah, menyediakan seragam dan peralatan pendidikan dan menyediakan makanan tambahan untuk anak-anak yang bahan-bahannya dibeli dari masyarakat sekitar. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: