Tragedi Penusukan di Sekolah Kejuruan Wuxi: Fakta dan Pentingnya Bimbingan Psikologis

Tragedi Penusukan di Sekolah Kejuruan Wuxi: Fakta dan Pentingnya Bimbingan Psikologis

Ilustrasi Penusukkan--Freepik.com

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - China kembali diguncang insiden fatal yang menambah panjang daftar kekerasan di lembaga pendidikan. Serangan penusukan terjadi pada Sabtu lalu di Sekolah Kejuruan Seni dan Teknologi Wuxi, Yixing, Jiangsu.

Kejadian ini menewaskan beberapa siswa dan menjadi sorotan setelah insiden penabrakan massal yang terjadi di Zhuhai, China Selatan, sebelumnya.  

Menurut laporan otoritas setempat, pelaku berusia 21 tahun adalah mantan siswa sekolah tersebut yang ditangkap di lokasi kejadian.

Motif awal menyebutkan ketidakpuasan pelaku setelah gagal lulus ujian dan tidak mendapatkan sertifikat kelulusan. Ketidakpuasan terhadap kompensasi magang juga menjadi pemicu tindakannya.

"Menurut penyelidikan awal, tersangka menyerang orang lain setelah tidak lulus ujian dan tidak menerima sertifikat kelulusannya, serta tidak puas dengan kompensasi magangnya," kata Biro Keamanan Publik Yixing dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin 18 November 2024.

BACA JUGA:Kenaikan PPN 12 Persen dan Seruan Frugal Living: Dampak Ekonomi yang Mengemuka

BACA JUGA:Kisah Haru Nadia, Siswi Kristen Bersekolah di Madrasah, Terancam Putus Sekolah

Saksi mata melaporkan bahwa suasana panik melanda kampus saat kejadian berlangsung. Para siswa terlihat berlarian dengan koper di tangan, mengindikasikan upaya melarikan diri. Pelaku memasuki kampus ketika kelas masih berlangsung, membuat situasi semakin kacau.  

Seorang warga bernama Duan yang datang membawa bunga krisan untuk mengenang korban menyatakan kesedihannya.

"Mereka baru berusia 18, 19 tahun. Sungguh disayangkan dan menyedihkan," kata seorang pria yang datang untuk meletakkan karangan bunga krisan di dekat salah satu gerbang sekolah, dengan nama belakangnya Duan.

"Kita benar-benar harus memberikan bimbingan psikologis yang lebih baik kepada kaum muda," tambahnya.

Ahli dari Universitas Fudan mengemukakan bahwa kasus seperti ini sering dipicu oleh tekanan emosional dan masalah kesehatan mental.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Pelanggan Telkomsel Bisa Bawa Pulang Mercedes-Benz Lewat TelkomselPoin, Ini Caranya

BACA JUGA:Film Sabar Ini Ujian: Kisah Time Loop yang Sarat Makna dan Hiburan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: