Pemerintahan Baru RI Dinilai Beri Angin Segar bagi Ekonomi dan Perbankan
Pemerintahan Baru RI Dinilai Beri Angin Segar bagi Ekonomi dan Perbankan--Instagram Prabowo Subianto
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024, diikuti pembentukan pemerintahan baru pada 21 Oktober 2024, membawa harapan besar bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (SOBP), para bankir optimis bahwa arah kebijakan pemerintahan baru akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan sektor perbankan.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% selama masa pemerintahannya. Para bankir percaya bahwa target ambisius ini, jika tercapai, akan mendorong permintaan kredit produktif maupun konsumtif.
Beberapa program unggulan, seperti makan bergizi gratis dan food estate, diproyeksikan mengakselerasi sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
"Berkembangnya sektor-sektor tersebut dapat mendorong meningkatkan daya beli masyarakat, yang dapat berdampak positif pada permintaan kredit, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif," kata laporan SBPO tersebut, dikutip Selasa 26 November 2024.
Meski optimisme meluas, responden survei mengungkapkan bahwa dampak kebijakan pemerintahan baru belum akan signifikan pada triwulan IV-2024.
BACA JUGA:Tiket Pesawat Domestik Turun 10 Persen Selama Nataru 2024/2025: Langkah Strategis Pemerintah
BACA JUGA:Agni: Village of Calamity – Game Horor Asli Indonesia yang Siap Mengguncang Industri
Tahap transisi kebijakan serta penyelesaian program-program pemerintahan sebelumnya, seperti yang tertuang dalam APBN 2024, menjadi alasan utamanya.
Program baru diharapkan mulai diimplementasikan secara penuh pada awal 2025, seiring dengan penyusunan dan pelaksanaan APBN 2025.
Hingga kuartal III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,95% secara tahunan (year-on-year). Namun, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan pertumbuhan hanya mencapai 5% pada 2025, sedikit lebih rendah dari proyeksi asumsi makro APBN 2025 sebesar 5,2%.
Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2024 mencatat kenaikan 10,92% (year-on-year), didukung oleh ketersediaan likuiditas di sektor perbankan.
Survei ini melibatkan 93 bank yang mewakili 95,98% total aset bank umum di Indonesia. Dengan optimisme para pelaku perbankan, diharapkan pemerintahan baru dapat memberikan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan sektor keuangan, terutama melalui kebijakan yang pro-investasi dan inklusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: